Langsung ke konten utama

Taman Kanak-Kanak ABA Slanggen


Taman Kanak-Kanak ABA Slanggen
TK ABA Slanggen. Sebuah sekolah di desa yang sangat sederhana. Bangunan tua bertembok kayu menjadi pelindungku saat terik mentari menyengat tubuh mungilku pada waktu itu. Aku bersekolah di TK itu selama empat tahun. Bukan angka yang sedikit. Sungguh lama, waktu itu mamaku memasukkanku di TK ketika aku umur 2 tahun. Aku masih kecil. Bahkan untuk melihat halaman rumah lewat jendela saja tidak kelihatan. Maklum pendek J. TK A (nol kecil) selama 3 tahun. Sungguh banyak kenangan yang aku dapatkan. Waktu itu aku sangat suka bermain ayunan dan jungkat-jungkit. Permainan sederhana tapi banyak makna. Saat umur 4 tahun aku sudah iseng-iseng buat bisnis. Walaupun bisa dibilang konyol dan geje tapi aku bersama teman-temanku sangatlah bangga banget. TK B (nol besar) kami harus berpindah dari bangunan sederhana itu. Yeaahh itu memang bukan tanah milik TK. Itu milik salah seorang di desa itu. Kami pindah di SD Muhammadiyah Slanggen depan rumahku. Ini SD sangat sederhana sekali. Ada pintu tapi tidak ada jendela pada waktu itu. Bahkan ada lantainya yang masih beralaskan tanah. Tapi mereka semua gembira. Sumpehhh... Kami hanya menggunakan 1 ruang kelas di SD tersebut. Itu sudah bersyukur banget. Karena SD itu hanya terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang guru. #ngeness kalo ingat duluuu.
Ternyata uang saku ku dulu Cuma 300 rupiah dan kemudian naik 500 rupiah. Sekarang? Dikasih segitu? #noooooo. Tapi itu udah cukup buat kami pada waktu itu. Dapat es plus bakmiee, atau roti J
Selama 4 tahun ini aku diajar oleh BU Shanti dan Bu Nur. Dan sekarang beliau-beliau masih mengajar di TK ini juga lho?
Banyak sahabat yang aku dapatkan disini dan hingga sekarang kita masih sering bersama-sama (lita,rina,mita,dhanty,vitri{tapi dulu belum kenal, kenalnya waktu sd}, mbak nur(2tahun lebih tua))
Ohhh iya, waktu TK kadang aku jail, tapi dulu aku orangnya pendiem. Dan hanya dengan orang-orang tertentu aku mau bermain. Dan sok jual mahal.hahaha. aku dan dhanty,lita,mita(seingatku) waktu itu ingin ngerjain rina. Tau gak? Waktu rina makan bakmiee, kami cari ulat kemudian kami mendapatkannya. Dan ulat itu kami lemparkan ke bakmienya.hahaha #jahat. Alhasil nangislah dia dan kena marah gurulah kita.
Dan masih banyak lagi cerita TK pada waktu itu J
Cita-citaku = ingin jadi dokter,  beli mobil jeep dan kodok , bus wellmono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...