Langsung ke konten utama

Hanya sekedar cerita karangan belaka saja


Hanya sekedar cerita karangan belaka saja
Karena tidak ingin merubah yang sudah ada dalam dirimu J
Rasa itu didukung oleh keadaan dan keseharian yang dijalani kita masing-masing. Setiap sikap yang kita lakukan itu merupakan bagian dari hidup kita. Yappsszzztt setiap orang memiliki sikap dan sifat yang berbeda. Dan sifat serta sikap kita belum tentu cocok dengan punyanya orang lain. Seperti cerita ini :
A: cowok
B : Cewek
A dan B ini pacaran. Mereka memiliki sikap dan sifat yang sangat berbeda. Si B cenderung easy going, saking nyantainya kadang-kadang gampangke, tidak suka dibuntutin sampai ke privasinya kecuali  sahabat-sahabatnya dan keluarganya. Kadang pendiem, kadang talkative, kadang gembira, kadang sedih. Jika belum kenal dekat dia kelihatan jutek dan cuek. Berbeda dengan si A. Dia selalu berfikir sebeum bertindak,  protective, dan kadang menurut si B possesive sehingga hal ini mengganggu privasi, be patient(Agak over), sehingga hal ini membuat si B jengkel. Gimana enggak? Jika kita mau kemana aja ditanyain dengan siapa, dimna, bla-bla sampai detail, mesti marahlah. Demikian juga si B. Bete dan bosen lah jadinya. Padahal diluar negeri kaliimat*where are you doing?* adalah kalimat yang kurang sopan bila kita ucapkan ke orang tiap kita pergi.   Itu sebuah pertanyaan pribadi.  Karena si B merasa tidak cocok, akhirnya lebih memilih untuk mengakhirinya. Si A awalnya tidak setuju dengan keputusan si B. Ia akan berubah jika ada sikap yang tidak berkenan di B. Tetapi B sudah bulat dengan keputusannya. Karena si B lebih menjaga prinsip yang elah dipegangnya. Menurut si B. Janganlah kalian merubah sikap dan sifat orang seperti yang anda inginkan. Jika anda mengubahnya nantinya anda juga tidak mencintai sepenuhnya. Anda hanya mencintai pantulan yang ada dalam dirinya yang ada dan yang ada itu anda sukai. Itu bukan cinta. J
Yeaahhh,,, inti dari cerita super geje dan gak jelas ini dapat kita ambi hikmahnya : cinta yang sebenarnya adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. dan tidak merubahnya seperti gambaran yang kita inginkan. Jika tidak kita hanya mencintai pantulan diri kita sendiri yang didapatkan dalam dirinya.
Jika dia berkata tidak maka, dia tidak akan berkata iya setahun bahkan sepuluh tahun lagi. Biarkan dia pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...