Langsung ke konten utama

menuju novel abal-abal


Terik mentari menyengat tubuh ini. Aku masih termenung sepi larut dalam ilusi. Hidup ini serasa dalam ilusi. Tidak ada lagi yang kurasakan tentang semua hal lagi. Aku merasa hidupku hampa. Tak ada lagi yang peduli terhadapku. Tak ada lagi yang menemaniku lagi. Tak ada lagi tawa yang menghiasi hariku. Tak ada lagi cerita lucu yang mewarnai hidupku. Kini, semuanya sirna. Aku terbangun dari lamunanku. Tak terasa air menetes dari dalam kelopak mata kecillku ini. Air mata yang sangat terasa dingin seolah membekukan hatiku. Kulihat dengan berkaca-kaca halaman luar rumahku. Rumahku ini memang sepi. Tak ada lagi orang yang tinggal di rumahku kecuali pembantuku dan aku. Tiba-tiba terdengar suara dari  luar memanggilku. Seorang ibu tua menghampiriku di kamarku pagi ini.  Segera kuusap semua air mataku yang membekas duka. Kemarin baru saja pemakaman orang tua ku. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan dua minggu yang lalu. Tetapi aku masih tidak percaya dengan pernyataan ini. Karena pada saat di operasi ada peluru di tubuh ayahku. Berarti ini bisa jadi yang menyebabkan ayah dan ibuku mengalami kecelakaan karena ditembak oleh sosok yang belum ditemukan sekarang. Karena ayahkulah yang waktu itu menyetir mobil. Aku masih tidak terima dengan kematian kedua orang tuaku dengan cara seperti ini. Aku sangat benci sekali dengan orang yang menembak ayahku. Orang yang membuat aku kehilangan segala-galanya yang berarti dalam hidupku. Hingga saat ini aku masih terus mencari siapa pelakunya yang tega melakukan perbuatan ini terhadap orang tuaku. “Non udah ditunnggu non Flora dari tadi.” Kata mbok mumun pembantuku dari kecil. Aku hanya mengangguk dan memberi isyarat menyuruhnya agar Flora untuk menunngguku sebentar. Flora itu sahahabatku sejak SD. Nama panjangnya Flora Violina Hasanudin. Kita selalu bersama-sama kemanpun kita pergi. Waktu SMP pun kita sekolah di tempat yang sama. Hingga sekarang kita di SMA yang sama pula. Bahkan kita satu bangku. Rumah Flora tidak terlalu jauh dari rumahku. Sehingga Flora sering tidur dan berada di rumahku. Maklumlah rumahnya sepi seperti rumahku. Karena ayah dan ibunya selalu bekerja mengurus perusahaannya di luar kota. Demikian juga denganku. Namaku StephiaTifanny Iskandar. Aku lebih suka dipanggil pity oleh teman-temanku.  Orangtuaku juga sibuk seperti orang tua Flora. Kami sama-sama anak tunggal juga. Tetapi aku dan Flora selalu bahagia melewati hari-hari bersama.
Ternyata Flora sudah menunggu sejak tadi. Ia sepertinya sudah sangat merasa bosan menunggu. Namun ia tetap menyimpan rasa itu dan langsung menyapaku. “Halooo..... bangunn dong? Udah lumutan niich nungguin dari tadi ?”. aku hanya diam sambil menuruni tangga dengan mata yang masih sembab. “Sorry La?”. Flora pun jadi ikut sedih melihatku seperti ini. “Ya ampun, enggak papa kok, jangan sedih gitu terus dong? Jadi ikut mbewek nii,” kata Flora sambil bercanda. “Iya nich gak tau juga, rasanya masih sebel aja dengan pelakunya.” Flora tidak ingin sahabat satu-satunya ini bersedih terus-terusan. “Mesti ketemu kok pelakunya, yang penting sekarang kamu gak boleh sedih lagi. Kalo kita nayarinya dengan perasaan senang mesti bisa cepat ketemu. Iya gak? Aku hanya tertawa mendengarnya. “Oke deh, gmana kalo kita sekarang mencarinya di mall. Kan siapa tahu ketemu di sana?” . akupun terus tertawa melupakan sejenak tentang itu. “Ada-ada aja kamu La, yang ada disana itu pembeli dan barang-barang yang dijual, ayoo dehh?? Dari pada dirumah merenung?haaha”
Ini dulu  rencanany prolog sebuah novel aku yang akan aku buat. Tapi, karena ada ide lain jadilah sebuah prolog cerpen ajja dehh J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...