jarum dalam tumpukan
jerami
Setelah
aku buka data-data lama tidak sengaja aku temukan essay setengah jadi ini.
Geje, tapi melankonis J
Essay
ini aku buat pada waktu awal masuk kelas XI. Rasanya masih baru banget (maklum)
belum jadi tapi keburu dikumpul di bby.
Menggunakan
Bahasa Indonesia Yang Baik Dan
Benar Dengan Tidak Meninggalkan Bahasa
Gaul Sebagai Pendongkrak Remaja Kreatif Berkebudayaan Sopan Santun
( Studi
Kasus : SMA Negeri 1 Sewon )
Pepatah "Bagai
mencari jarum dalam tumpukan jerami" dapat diartikan sebagai sesuatu yang mustahil dilakukan.
Tetapi, bisakah kita bayangkan apa yang
terjadi ketika tangan kita mengaduk-aduk
jerami dan kita bisa menemukan jarum didalamnya? Tertusuk jarum tentu berbeda rasanya dengan tertusuk jerami.
Walaupun dua benda itu bentuknya
sama-sama tipis. Jarum yang muncul diantara
jerami itu ternyata memberi efek yang mengejutkan bagi kita, hal ini
mirip fenomena adanya bahasa gaul yang terus berkembang saat ini.
Zaman terus berkembang, begitu juga dengan bahasa.
Pada zaman dahulu Bahasa Indonesia masih sangat diperhatikan dan digunakan
secara maksimal. Ketika tahun bergeser,
lahirlah bahasa gaul atau ada yang menyebut bahasa alay. Banyak di antara
kalangan remaja menggunakan bahasa gaul dan sering menyingkat kata-kata dalam
kehidupan sehari-hari terutama di dalam percakapan melalui sms maupun alat
komunikasi canggih lainnya. Hal tersebut
membuat peranan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terganggu.
Pada era modern dan semakin menantang, remaja yang
khususnya di jenjang pendidikan SMA kebanyakan ingin diakui sebagai remaja
zaman sekarang yang gaul, keren dan hebat. Para remaja tidak ragu untuk
menunjukkan identitas mereka dengan gaya
hidup modern. Gaya hidup itu diantaranya
cara berpakaian, cara belajar, aplikasi teknologi yang semakin maju, cara
bertutur kata dan pemakaian bahasa serta
berperilaku. Ditambah hadirnya budaya asing yang sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat khususnya remaja, ternyata membawa pengaruh yang cukup
signifikan. Tidak hanya pada teknologi,
tren busana, musik tetapi juga perilaku dan bicaranya. Banyak remaja
mengikuti jaman yang semakin berkembang
baik dari segi budaya dan perilaku. Padahal budaya dan perilaku itu belum tentu
baik dan tepat dilakukan remaja. Seperti
halnya, kita sebagai orang Indonesia yang beradab tentunya menjaga sopan santun
berperilaku dan menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, sayang sekali kebudayaan sopan santun dan
penggunaan Bahasa Indonesia sudah mulai luntur di kalangan remaja sekarang.
Dari hal-hal yang terjadi itulah, sudah saatnya kita
melahirkan remaja kreatif, “jarum yang
muncul diantara jerami" dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar dengan tidak meninggalkan bahasa
gaul yang berkebudayaan sopan santun.
Tetapi, bagaimana cara
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan tidak meninggalkan
bahasa gaul? Setelah itu, apabila kita telah mencapai menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan tidak meninggalkan bahasa gaul, bagaimana
kita tetap berkebudayaan sopan santun? Hal-hal tersebut tentunya harus dicapai
dan diterapkan dengan berbagai solusi dan cara.
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional negera Indonesia. Bahasa Indonesia yang baik dan
benar perlu sekali digunakan dan diterapkan oleh remaja khususnya di jenjang
SMA dalam percakapan di kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, diharapkan
para remaja khususnya di jenjang SMA dapat mempermudah menyampaikan informasi, menciptakan etika komunikasi yang
baik, merasa diterima dan dihargai oleh
berbagai kalangan, dan meningkatkan rasa
nasionalisme di kalangan remaja masa saat ini dan masa mendatang. Tetapi di
zaman yang semakin berkembang, bahasa pun mengalami perkembangan. Muncullah bahasa gaul yang semakin marak digunakan oleh remaja khusunya di jenjang SMA hingga saat ini.
Dan bahasa gaul tidak
perlu ditinggalkan oleh para remaja walaupun kita menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Asalkan kita menggunakannya sesuai dengan porsi
dan tempatnya. Karena, dengan menggunakan
bahasa gaul sesuai dengan porsi dan tempatnya para remaja dapat
berkreasi dan memunculkan ide-ide baru sehingga dapat menjadi remaja kreatif. Ironisnya, remaja yang menggunakan bahasa gaul banyak yang
meninggalkan tata cara di dalam
komunikasi. Mereka melupakan salah
satu budaya luhur milik kita. Padahal
budaya luhur milik kita itu sangat perlu
dilakukan dan diterapkan di dalam
komunikasi. Budaya itu adalah sopan santun. Remaja kreatif yang berkebudayaan
sopan santun akan sangat disegani dan disukai oleh berbagai kalangan. Para
remaja khususnya di jenjang SMA dapat melestarikan kebudayaan kita yang sudah
semakin luntur. Selain itu para remaja khususnya di jenjang SMA akan mempunyai
kepribadian yang baik, berbudi pekerti, tetapi tetap kreatif guna menyongsong
masa depan yang indah.
Setiap remaja, tentunya
ingin sekali menjadi remaja kreatif dalam berbagai hal. Salah satunya dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar tanpa meninggalkan bahasa gaul. Banyak sekali cara yang dapat kita
lakukan dalam menggunakan bahasa untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah tersampaikan tersebut.
Menurut Keraf dalam Smara Pradhipa (2005 : 1)
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang
mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter. Lain halnya menurut Walija (1996 : 4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif
untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Sedangkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai
dengan tata ilmu bahasa, dan sesuai dengan kaidah dan ejaan yang disempurnakan.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar inilah mulai surut di kalangan
remaja.
Remaja adalah waktu
manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
disebut anak-anak. Pada saat remaja inilah seseorang mencari jati dirinya.
Dalam pencarian jati diri remaja bersikap kreatif. Kreatif adalah sikap untuk melahirkan
sesuatu yang baru baik gagasan maupun karya sastra yang berbentuk
optitude maupun non optitude baik dalam
karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada yang semuanya berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya. Tetapi menjadi remaja kreatif tidak boleh melupakan budaya milik sendiri.
Budaya itu tidak
harus berhubungan dengan kesenian daerah, atau pandai menyanyi lagu daerah,
melakukan tradisi kampung
halaman, dan sebagainya yang
kelihatannya spesifik dengan
ketradisionalan dan kuno. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia budaya
adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian
dan adat istiadat.
Kita
sebagai orang Indonesia yang
beradab dan beragama tentunya sangat menjaga
budaya sopan santun perilaku. Sopan santun adalah norma kebiasaan yang ada di dalam
masyarakat dan perilaku yang harus kita terapkan dalam berperilaku.
Menatap masa depan.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus digunakan dan diterapkan di kalangan
remaja Indonesia khususnya di jenjang SMA. Hal ini agar Bahasa Indonesia tidak
punah bahkan diklaim oleh negara lain. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
mempunyai beberapa konsekuensi yang terikat dengan pemakaianya yang sesuai
situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diprioritaskan. Karena,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan. Padahal, banyak remaja khususnya pelajar SMA
Negeri 1 Sewon tempat peneliti melakukan observasi, kurang berminat dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan alasan, karena
rendahnya pemahaman tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,
lebih bangga dengan bahasa asing, dan selalu merasa bosan ketika mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas. Banyak remaja khususnya pelajar SMA
Negeri 1 Sewon sering berbicara sembarang dan tidak beraturan di ruang kelas,
tempat umum seperti masjid, kantin, dan ruang kantor guru. Padahal, apabila
kita melakukan hal seperti itu orang lain yang mendengar biasanya beranggapan
bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral. Kepribadian seseorang
yang baik dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Tidak
berlebihan jika remaja yang pandai berbahasa Indonesia, akan merasa diterima
dan dihargai diberbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan
guna meningkatkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan
remaja khususnya pelajar SMA Negeri 1 Sewon yaitu dengan cara membiasakan diri
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari
serta rajin membaca bacaan yang didalamnya terdapat ejaan atau Bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Proses pembiasaan ini membutuhkan kekuatan yang mengikat.
Misalnya, guru memberikan tugas menuliskan suatu karangan dengan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk
mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemudian, kita sebagai remaja
harus menjunjung tinggi Bahasa Indonesia di negeri sendiri. Kita harus bangga
dengan bahasa kita sendiri walaupun bahasa asing juga sangat kita perlukan
dalam berbagai hal. Jadikanlah bahasa asing sebagai bahasa ketiga di Negara
Indonesia setelah Bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Selain itu, perlunya
metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang tidak kaku. Sebagai remaja terutama
di jenjang SMA seharusnya tidak langsung beranggapan Bahasa Indonesia itu kaku.
Karena tata bahasa Indonesia termasuk yang fleksibel dan mudah dipahami. Oleh
karena itu, para guru-guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan metode yang tidak
membosankan dan kaku. Misalnya, dengan menggunakan metode kuis, pembuatan
drama, film menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan perlombaan
pembuatan artikel yang benar. Kita juga dapat membiasakan diri dari hal-hal
yang kecil setiap hari secara terus menerus. Misalnya kita membiasakan mulai
dari kata “enggak” menjadi “tidak” yang kadang dianggap sepele. Setelah itu
tambahlah tiap kata perharinya. Sehingga lama kelamaan kita akan terbiasa
sendiri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar didalam berkomunikasi.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Selain menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaiknya sebagai remaja juga tidak
meninggalkan bahasa gaul. Menurut para remaja khususnya pelajar SMA 1 Sewon
lebih menyukai bahasa gaul dari pada Bahasa Indonesia. Hal ini karena para
remaja khususnya di jenjang SMA lebih nyaman menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul
lebih santai, lebih bisa akrab, lebih efektif, tidak monoton, dan lebih cepat.
Namun ada juga yang hanya ikut-ikutan saja dan supaya terlihat gaul dan modern.
Bahasa gaul yang kian banyak digunakan oleh remaja Indonesia hanya akan merusak
bahasa Indonesia jika tidak digunakan pada porsi dan tempatnya. Sebaliknya,
jika digunakan sebagai bahasa pergaulan atau media-media baru yang memiliki
interaksi baru seperti facebook, twitter, maka tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi, remaja akan
semakin kreatif dengan adanya bahasa gaul. Hal ini dibuktikan dengan adanya
istilah dan kosakata baru (gaul) yang memperkaya khasanah Bahasa Indonesia.
Mereka bisa meluapkan kata-kata barunya di dalam kertas, coretan kanvas,
graffiti. Hal ini dapat dibuktikan adanya mural yang menggunakan bahasa
gaul di SMA 1 Sewon. Mural-mural itu
dibuat oleh para siswa maupun siswi SMA 1 Sewon. Selain itu, remaja yang menyukai atau
menggeluti dunia hiburan akan terus berkreasi dan beraktifitas membentuk
kata-kata baru. Sehingga, dari situlah muncul remaja kreatif.
Tetapi perlu kita
ingat, bahwa bahasa gaul hanya digunakan dalam suasana informal yang sifatnya
menghibur dan untuk menjalin keakraban. Karena, apabila kita menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam suasana
akrab atau hiburan akan terkesan kaku dan cenderung melahirkan kejenuhan
penyimak.
Etika berbahasa dan
berkomunikasi dalam bahwa gaul yang dilakukan remaja khususnya pelajar SMA 1
Sewon masih sangat memprihatinkan ketika saya melakukan observasi. Banyak
pelajar yang menggunakan panggilan orang yang tidak baik, mudah emosi dan
bertingkah laku yang kurang baik. Selain itu, ada juga beberapa pelajar yang
tidak ramah, bahkan tidak sopan terhadap teman maupun guru. Hal seperti ini
apabila dibiarkan, remaja khususnya pelajar di SMA Negeri 1 Sewon akan
diremehkan dan dilecehkan oleh orang lain maupun bangsa lain. Kita sebagai
orang-orang Indonesia yang beradab dan beragama tentunya sangat menjaga
sopan-santun perilaku. Apalagi kita tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
terkenal dengan budaya dan sikapnya yang ramah dan lembut. Namun, sayang sekali
sikap sopan santun seperti ini sudah mulai luntur di kalangan remaja sekarang.
Sopan santun itu
merupakan konsep perilaku yang harus kita terapkan dalam hidup, menjadi
kebiasaan yang akan terus menerus membudaya dan jadilah kebuadayaan. Budaya
bagaimana kita memperlakukan atau bersikap terhadap orang lain. Sebagai remaja
kreatif seharusnya kita tahu bagaimana cara memperlakukan atau bersikap
terhadap orang lain ketika berkomunikasi pada khususnya.
Banyak hal contoh
perilaku sopan santun. Sebut saja 3S. 3S yaitu Senyum, Sapa, Salam. Sebagai
remaja kreatif kita wajib melakukan 3 hal itu ketika berkomunikasi menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar maupun pada saat menggunakan bahasa gaul.
Dengan senyum, sapa, dan salam, kita bisa lebih akrab menjalin hubungan sosial,
menghindari permusuhan, dan dengan begitu orang akan melihat kita sebagai orang
yang ramah dan rendah hati.
Selain itu, kita bisa
menggunakan berbagai kata yang dapat menjaga kebudayaan sopan santun kita. Yang
pertama yaitu kata “maaf”. Tidak jarang orang merasa gengsi mengucapkan kata
maaf. Maka, ucapkan kata “maaf” jika kita bersalah atau takut kalau apa yang
kita lakukan menyakiti dan menyinggung perasaan orang lain. Selain itu, kata
maaf juga merupakan kata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Daripada kita
menggunakan kata “sorry” yang berasal dari bahasa asing lebih baik menggunakan
bahasa kita sendiri yang lebih halus dan enak didengar. Yang kedua yaitu kata
“terimakasih”. Orang sering lupa mengatakan kata terimakasih. Maka, apapun yang
telah diberikan dan dilakukan orang lain untuk kita, ucapkanlah terimakasih.
Siapapun orang itu, pasti senang apabila kita mengucapkan kata terimakasih
untuk mereka. Akan tetapi, apabila kita ingin berkreasi dengan kata terimakasih
dapat dilakukan juga. Misalnya dengan menggunakan kata “matur thank you”. Kata
itu merupakan perpaduan antara bahasa daerah dan bahasa asing. Tentu itu akan terlihat unik,menarik dan kreatif.
Tetapi, perlu kita ingat bahwa kata-kata itu bukan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sehingga kita harus menggunakannya pada porsi dan tempat yang tepat.
Yang ketiga yaitu kata “tolong”. Sebelum meminta bantuan atau menyuruh orang
lain sebaiknya kita menggunakan kata tolong. Walaupun ini termasuk hal sepele
tetapi dampaknya bisa tidak sepele bahkan luar biasa. Orang pasti merasa senang
dan akan bersemangat menolong kita apabila kita menggunakan kata tolong. Karena
dengan kata tolong perintah kita akan lebih terkesan sopan dan dihargai.
Hal-hal yang sudah
dijabarkan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk mewujudkan penggunaan bahasa
yang baik dan benar diperlukan usaha-usaha dan solusi-solusi yang harus kita
lakukan. Selain itu, diperlukan peran besar dari berbagai pihak seperti orang
tua, guru, diri kita sendiri, dan pihak-pihak lainnya. Yang terpenting adalah
kita mulai dari sekarang dan dari hal yang kecil terlebih dahulu tetapi secara
terus-menerus. Sehingga akan tercapailah dalam menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Di dalam penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja
khususnya pelajar SMA Negeri 1 Sewon tidak perlu dihilangkan, boleh
dikembangkan karena dengan adanya bahasa gaul para remaja akan menjadi kreatif
dalam berbahasa maupun berkarya yang sesuai pada tempat dan porsinya. Remaja
yang pada saat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maupun bahasa
gaul tidak boleh melupakan budaya sopan santunnya. Para remaja harus tetap
menerapkan budaya sopan santun, yang
berupa senyum, sapa, salam. Pada saat berkomunikasi, apabila semua hal itu
mulai kita lakukan dari sekarang, maka terwujudlah menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar dengan tidak meninggalkan bahasa gaul sebagai pendongkrak
remaja kreatif berkebudayaan sopan
santun. "Jarum yang muncul diantara jerami". Tidak ada yang mustahil
apabila kita mau berusaha melakukan. Dimana ada kemauan, disitu pasti ada
jalan. Akan tetapi, semuanya kembali kepada kesadaran kita masing-masing.
Apabila kita berani mencoba maka kita pasti bisa.
Bahasa Indonesia Jaya !
Indonesia Jaya !
Remaja Kratif! Remaja
Indonesia!
Kita Bisa !
DAFTAR PUSTAKA
Brata
media aspirasi siswa. 2012. Yogyakarta: SMA Negeri 7
Yogyakarta
Keraf,Gorys.2005.Terampil Berbahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka.
http://blog.ub.ac.id/violetgirl/2011/03/11/pengaruh-bahasa-indonesia-terhadap-etika-berkomunikasi-pada-kalangan-remaja/
http://id.wikipedia.org/wiki/remaja
s
Komentar
Posting Komentar