Aku Vs Kalian
Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di
telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan
pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu
sangat lamban, sangat terasa mengantuk
dan malas. Aku menutup diary yang baru saja aku baca.sudah berkali-kali aku
membaca pada halaman diary itu bahkan sampai hafal isinya. Tetapi, aku tidak
pernah bosan untuk membacanya. Karena pada halaman itu, ada sebuah cerita indah
yang diberikan Tuhan untukku. Cerita itu selalu ada dalam setiap detak jantung
hingga merasuk pada palung jiwaku.
Tiba-tiba lamunanku membuyar ketika ketiga sahabatku
datang menemuiku dikelas yang masih sepi ini. Aku dan ketiga sahabatku berteman sejak enam bulan yang lalu. Kami
berkenalan ketika MOS (Masa Orientasi Sekolah) selesai.
Entah karena apa, kami selalu bersama dan cepat dekat diantara kami. Sampai-sampai
aku tahu dari hal yang paling membanggakan dan paling malu-maluin pada diri
mereka dan juga sebaliknya. Dan tidak kami sangka, kami menyukai orang yang
sama. Ia namanya Xandiq. Xandiq adalah kakak kelas kami. Meskipun demikian, aku
dan sahabat-sahabatku tetap selalu bersama, saling menyemangati dan tambah
kompak. Sehingga tidak ada permusuhan diantara kami.
Darah
terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah
terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Aku masih termenung menikmati aliran
pikiran pada benakku siang ini. Ketiga sahabatku terlihat sangat sibuk
menyelesaikan tugas mereka.
“Yusty, aku punya
rencana buat ngedeketin Xandiq.” Kata Petty kepadaku dan mengisyaratkan
sesuatu.
“Trus lho mau ngapain? Ketemu aja lho klepek-klepek
Pet?”. Timpal Vety.
“hahaha sudah lihat saja kalian langsung terbang ke
pluto.” Ledek Ketty.
“hahaha ada-ada saja kalian”. Akupun tertawa bersama ketiga temanku ini.
Kami langsung menyusun rencana secara rapi. Satu persatu
rencana kami jalankan. Mulai dari mencari dan mengorek informasi ke
teman-teman, kakak kelas, teman dekat Xandiq bahkan guru kita sekalipun. Aku
bersama ketiga temanku saling bersaing mendapatkan informasi terbaru tentang
Xandiq. Mungkin ini sudah termasuk kategori orang gila bila terus dilakukan.
Setiap hari kita selalu menguntit Xandiq seraya detektif conan beraksi. Hingga
teman-teman dekat Xandiq mengetahui jika kita sering menguntitnya. Untung saja
mereka tak menghiraukan kami.
Tak terasa waktu terus berjalan. Hari terus berganti, dan
jam terus berputar cepat sekali. Aku merasa lelah menjalankan semua rencanaku
dan teman-temanku. Rencana yang sungguh-sungguh konyol yang pernah ada dalam
hidupku. Dibenakku pun timbul rasa bimbang menjalar. Akupun berpikir sambil
menguras semua tenagaku untuk menjawab semua pertanyaanku yang menyelimuti
benakku ini. Untuk apa selama ini aku dan sahabat-sahabatku menjalankan semua
rencana yang belum bahkan sangat tidak jelas ini? Sedangkan tidak ada respon
sedikitpun dari Xandiq. Tetapi mengapa aku terus memikirkannya apabila
menghentikan semua rencana ini?
Akhirnya tak satu pertanyaan dalam benakku bisa aku jawab
sesuai isi hatiku. Aku memutuskan untuk memendam jauh-jauh semua pertanyaan
yang ada dalam benakku. Karena dua hari lagi aku dan sahabat-sahabatku akan
melaksanakan UTS (Ujian Tengah Semester) untuk pertama kalinya di SMA. Aku
lebih memilih konsentrasi belajar untuk persiapan UTS nanti dan berhenti
menjalankan semua rencana-rencana yang sudah berjalan selama ini.
UTS (Ujian Akhir Semester) sudah berjalan lima hari.
Kurang satu hari lagi UTS akan berakhir. Walaupun sangat membosankan aku tetap
menikmatinya. Bel tanda UTS selesaipun berbunyi. Aku bergegas menemui ketiga
sahabatku yang sudah menunggu dari tadi. Tampaknya mereka sudah lumutan dan
siap-siap untuk menghantamku. Untung saja mereka hanya mengomeli tidak
berjam-jam seperti biasanya. Hari ini kami memutuskan untuk pulang sore
walaupun tidak ada kegiatan apapun lagi disekolah. Ditemani awan mendung aku
dan ketiga sahabatku saling berbagi cerita selama UTS (Ujian Akhir Sekolah)
berlangsung.
Matahari dengan cepatnya berjalan kearah barat. Hujan
deras tiga jam yang lalu menyisakan genangan air disekitar halaman sekolah. Aku
berlari kecil menuju tempat parkir sekolah. Tak kusadari genangan air dan tanah
licin aku lewati. Aku merasakan tubuhku terbang dan melayang tinggi bersama
awan-awan di langit yang kelam. Tak ku sangka semua pakaianku basah dan kotor
terkena sisa-sisa hujan yang sudah berlalu. Tiba-tiba ada orang dari belakang
menertawakan tetapi juga menolongku karena terpeleset.
“hahaha makanya hati-hati kalau jalan dek?” suara ini
sangat menyambar tubuhku. Ya Tuhan, kakak kelas yang selama ini aku dan ketiga
sahabatku sukai tiba-tiba ada disampingku. Tetapi, kenapa Xandiq harus pada
saat aku jatuh terpeleset seperti tikus kecebur got?. Aku sungguh sangat malu
tetapi bercampur senang. Yeah. Namanya juga orang lagi jatuh cinta.
“haloo?? Kok malah bengong?”
“eh, iya kak, terimakasih ya?”
Akupun mengobrol dengan dia sambil membersihkan kotoran
yang ada di pakaianku. Ketiga sahabatku yang sudah menunggu dari tadi tidak aku
hiraukan. Namun, hari sudah semakin
sore. Aku bersama kakak kelas tadi menuju tempat parkir. Dari kejauhan ketiga
sahabatku sudah tampak bersungut-sungut dan mukanya memerah. Tiba-tiba mereka
berubah seratus delapan puluh derajat ketika melihat Xandiq sang kakak kelas
idola disampingku. Mereka langsung senyum-senyum sendiri dan tentunya salah
tingkah. Dalam benak mereka bertanya-tanya kepadaku kenapa dia bisa bersamaku.
Sejak saat itu aku dan Xandiq berteman dekat. Kami sering
bermain dan belajar bersama-sama. Kami sering berbagi cerita, bertukar pikiran
dan tentunya ditemani ketiga sahabatku yang super sekali ini.
To be continued L aku lupaa file yang sudah finishnya aku taruh mana J teman-teman
anda bisa melanjutkan cerpen ini sendiri J jangan lupa beri klimaksnya J bagusnya gimana nee klimaksnya? Atau anda mau menebak
kimaks apa yang aku tulis waktu itu ? keep fighting!!!!!!
Oh iya Ini prolog sebuah novel aku yang akan aku buat.
Rencananya lulus SMA sudah selesai. Amiin J
Komentar
Posting Komentar