Langsung ke konten utama

Tuan yang (tidak) Peka, Tolong Bantu Lupakan Ini




Tuan, terkadang hidup itu memang aneh ya? kadang merasa sangat bahagia, kadang sangat sedih. Kadang hujan kadang panas. Tuan, kadang benci kadang cinta, kadang sebal, kadang gemes, kadang gembira ya hati itu.
Tuan, kenapa ya hati ini jadi terombang-ambing dan serumit ini? Padahal sebelumnya hati ini tidak serepot begini. Tuan , kenapa engkau selalu merayap dalam pikiranmu. Kenapa engkau tanpa basa-basi masuk tanpa permisi dalam kehidupanku. Tuan, aku tak tahu engkau begitu hebat memasuki relung hatiku. Mulai dari melihatmu, kemudian mengenalmu, lalu mencintaimu. Semuanya begitu kilat. Entah kamu.
Tuan, andai engkau tahu. Engkaulah penyemangat hariku, menjelma menjadikan senyum indah bagiku. Tuan, begitu dahsyatnya engkau menguasai hari-hariku.
Tuan mungkin hati dan jiwa ini jatuh cinta padamu. Tetapi entah denganmu tuan. Begitu rapi dan tersembunyi perasaaan ini tanpa kamu sadari, Tuan. Begitu diam-diam semuanya. Hingga kamu tetap membeku dan tak pernah peka terhadap semua gerak-gerikku.
Tuan, saya tidak bisa melupakanmu. Cara engkau menatapku, cara engkau tersenyum terhadapku, cara engkau mengangkat alis terhadapku. Semuanya sudah terekam dan sulit untuk aku hapus. Tuhan, tolong bantu lupakan ini. Karena saya sudah tak tau lagi jalan terbaik untuk melupakan ini semua. Terlalu manis untuk dilupakan. Terlalu indah untuk dilupakan.
Tuan, kita jarang punya kesempatan untuk berbicara berdua saja. Padahal kita sering kali berjumpa dan bersama. Tuan, sudah sangat lama saya merasakan seperti ini. Sejak saya polos-polosnya menikmati dunia kelabilan. Saat dimana suatu rasa aneh mulai muncul. Hingga kini, waktu telah berputar dua kali. Tuan, taukah engkau? Rasa ini masih saja tersimpat rapat. Tak goyah sedikitpun. Tak berkurang sedikitpun. Yang ada, hanyalah terus bertambah dan semakin banyak. Tapi, tuan sendiri tak pernah mengetahuinya. Karena Tuan sangat tidak peka.
Sangat menyebalkan, ketika saya tidak bisa menebak isi hati engkau, Tuan. Isi hati yang sangat sulit untuk ditebak. Seperti teka-teki dengan macam-macam jawaban. Isi hati yang penuh warna tafsiran. Tuan, aku takut untuk menebak isi hatimu. Aku takut untuk menafsirkan segala tingkah lakumu dan kata-kata manismu yang pernah engkau ucapkan maupun kirimkan. Aku takut, kata-kata itu tidak hanya untukku saja. Tetapi juga buat orang lain.
Tuan, aku takut, aku takut aku takut. Aku takut percaya pada perhatian sederhanamu yang terselubung. Aku takut semakin terbawa arus yang tak pernah diinginkan oleh arus itu sendiri. Aku takut perasaan ini semakin menggila. Tuan, tolong hentikan aku jika keluar dari arahku. Tuan, tolong kembalikan aku kearahku seperti dulu. Sebelum semakin parah rasa ini.
Tuan yang tampan, tolong bantu saya. Tuan, sadar gak? Bahwa kita telah melewati beberapa fase bersama dalam berbagai peristiwa. Tentunya bukan waktu yang singkat tuan. Tuan, mungkin aku terlambat untuk mengatakan ini semua. Mungkin tuan juga akan kaget. Bahwa selama ini “saya menyukai Tuan”

Seseorang yang mengagumimu, kemudian menyukaimu, lalu mencintaimu..
Kini, aku hanyalah kristal-kristal yang tak pasti kemana akan pergi
Dalam heningnya malam, dalam ragunya tingkah ini.. tolong pekaa..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...