“Walau kadang kita itu banyak gresula (mengeluh) tapi hati
tak sampai untuk menyakiti seseorang yang selalu ada untuk kita. Bapak, Ibu
kita.”
“Ketika orang tua kita telah menfasilitasi segala hal pada
diri ini”
“Ketika kita ikut orang tua bekerja”
“Ketika kita melihat teman kita yang kesulitan untuk
melanjutkan pendidikannya”
“Ketika kita melihat dijalan kuli bangunan”
“Tapi yang kita lakukan?”
“Mengeluh pada orang tua kita”
“Padahal, jelas-jelas kita tahu bagaimana keadaan orang tua
kita dulu,,, perjuangan beliau,,,”
Rasanya menjadi butiran debu belaka ketika jiwa dan raga ini
nggresula, mengeluh, tidak terima atas nikmat yang telah Tuhan berikan
Semoga yang merasa saya ajak ndobos *bicara ngalor ngidul,
curcol kemarin tidak membaca tulisan ini.
Sebelumnya saya akan
mengomentari tentang cerita masa kecil mas-mas yang super duper kece *sakjane
kemarin itu mbewek tapi kan isin. Aku emoh kalo dicritain ini lagi meloowwwww
broo? :3 okay kembali ke topik. Bahwa kamu juga sering ikut kerja ayahmu
menyirami taman, ikut kerja ibu kamu menjahit di Prawirotaman naik sepeda “ jengki”. Ketika sepeda itu untuk empat
orang. Jujur, sebenarnya waktu mas-mas ini cerita air mata sudah keluar dari
dalam. Karena saya calon artis masa depan :p saya berhasil untuk menahannya. Saya
juga menjadi teringat ayah, ketika awal karirnya menjadi penjual koran. Naik sepeda
jelek, kepanasan, penuh dengan asap. Hingga kini ayah menjadi tukang kunci. Ketika
mendapat upah pertama dari kerjanya, upah itu diambil oleh seseorang yang amat beliau sayangi tanpa permisi. Padahal
uang itu akan digunakan buat pengajiannya.
Hallo? Hallo? Saya jadi sadar kembali, bahwa kita tinggal
meneruskan perjuangan orang tua kita dulu. Sangat tidak etis dan sangat jahat
jika saya mengeluh pada orang tua. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?”
Buat novel tentang perjalanan
orang tua kita patut direkomendasikan daripada perjalanan pacar :p
Sederhana maka
membahagiakan karena bahagia itu sederhana
Miris. Ketika orang tua susah payah membanting tulang buat kita. Yang kita lakukan malah berfoya-foya dengan pakaian glamour ala-ala artis Korea maupun Indonesia. Terkadang pakaian itu belum tentu cocok buat tubuh imutnya *korban mode mungkin. Rasanya kasihan sekali orang tuanya ya? Walaupun saya bukan siapa-siapanya sihh :)
iya yaa... Apa adanya tanpa adapanya
Mendahulukan Orang Tua Masa Depan Tanpa Meninggalkan Masyarakat
Setelah curcol masalah teman, organisasi, diri sendiri, masa depan, dengan mas-mas kece humble ini saya mendapatkan dukungan prinsip saya hahahaha *setidaknya menambah vote*. Ibu bapak baru organisasi yeiii... Karena bagaimanapun juga tiap orang mempunyai masa depan yang harus dikejar kemudian digenggam kemudian dimiliki. Punya orang tua yang harus dan wajib dihormati :)
yeahh Mencintai ibu bapak kewajiban, tapi mencintai organisasi dan masyarakat itu keharusan :)
Sebenarnya masih banyak hal lagi cerita selama tiga jam itu. Sayang, jemari-jemari seberapa kuatnya tetap butuh nutrisi *siap-siap sahur malam*
Okay, yang terakhir, in the last
saya ucapkan banyak terimakasih yang telah menginspirasi saya selama tiga jam ndobos curcol dll *batine mas-mas ini mungkin "nyebai mbok gek bali, ngantukk eee puasa-puasa :p " *semoga tidak :p
Sekali lagi terimakasih :)
01.14
25/07/2014
Kangen Mie Sedaap :3
Saya Stay Humble kok :p
Komentar
Posting Komentar