Saya benci harus jujur
mengenai hal seperti ini......
Waktu itu mungkin aku
terlalu dini untuk mengerti tentang cinta. Sehingga kamu menganggapku hanyalah
anak kecil yang datang menghampirimu saja.
Saya ingin sekali
rasanya bercerita tentang hal ini padamu. Tetapi, saat ini aku masih berada
dijalan menuju sebuah kampus di Yogyakarta. Ditemani rintikan hujan, aku
mengantarkan sahabatku untuk tes UM-Reguler di UIN Sunan Kalijaga. Kampus yang
mempunyai cerita tersendiri bagi beberapa orang dan termasuk saya. Hujannya begitu
menyebalkan. Seperti pria PHP (Pemberi Harapan Palsu) kepada wanita. Disaat aku
kehujanan seperti ini, tentulah aku selalu ingat dua ribu dua belas. Dimana sebuah
rasa itu tumbuh dan mulai mencampur dalam otak ini
2012. Sebuah angka yang
sangat mengesankan bagi kehidupanku. Angka dimana aku mulai belajar tentang
banyak hal. Terutama diakhir-akhir 2012. Diawali dengan sebuah perasaan baru
yang datang. Perasaan yang awalnya hanya kuabaikan. Waktu itu, aku terlalu
takut untuk mengakui perasaan ini. perasaan kagum dan menyukaimu. Aku takut,
untuk jatuh dalam jurang yang tak ku inginkan. Mungkin, aku masih terlalu bodoh
untuk tahu apa sebenarnya perasaan itu. Aku lebih memilih membiarkannya begitu
saja. Tetapi, ternyata aku tak bisa untuk mengendalikan perasaan ini hingga
2013 seiring bertambahnya usia. Aku hanya menyibukkan diri untuk tidak terlarut
terus dalam perasaan ini.
Karena aku sadar, kamu
hanya menganggapku anak-anak ababil saja. Anak SMA yang suka A ganti B dan
seterusnya. Untuk itu, aku hanya memilih diam saja. Aku nikmati setiap alur
perasaan ini. Aku takut, jika kamu tahu. Aku takut kamu akan menertawakanku, mengejekku, menghinaku bahkan menjauhiku.
Aku hanyalah gadis bodoh yang terjebak dalam perasaan ini.
2013. Aku memutuskan
untuk belajar banyak hal tentang perasaan, hidup, dan cinta. Mungkin terlalu
dini untuk aku pelajari. Aku belajar tentang perasaan yang baru dan sudah
terjadi. Banyak sekali yang tidak aku ketahui. Bahkan, aku belajar untuk
menumbuhkan perasan baru itu pada orang lain. Berusaha untuk tidak mengikuti
perasaan baru padamu. Tapi apa yang ada? Hanyalah butiran-butiran yang
tertinggal didalam hatiku. Aku tidak bisa. Aku sudah terlanjur nyaman dengan
perasaan baru itu padamu. Tapi sayang, kamu tidak akan pernah mengerti tentang
perasaan ini.
Aku tahu, aku bukan
siapa-siapa kamu. Aku hanyalah angin lewat dalam hidupmu. Aku tahu, kamu tidak
pernah peduli tentang semua keluh kesahku, letihku, bahkan bahagiaku. Karena kamu,
hanya menganggapku anak kecil ababil yang galau merana. Anak 17an waktu 2013 lalu. Anak yang selalu mengeluh
tentang ini itu.
Hingga pada akhirnya
aku sudah belajar satu putaran waktu. 2014 pun datang menghampiri. Aku telah
banyak belajar tentang perasaan. Meskipun hanya secuil dari sebongkah
pengetahuan tapi aku mensyukuri dan mulai tahu apa sebenarnya perasaan itu.
Ternyata, perasaan baru
itu bukanlah perasaan anak SMA ababil seperti yang kamu kira. Saya tahu, kamu
tidak percaya akan hal ini. Tapi aku mulai merasakannya. Berawal dari
mengagumi, menyukai dan kini mencintai. Bahkan, jika kamu tahu kalo aku
benar-benar mencintaimu mungkin kamu akan menjauhiku. Saya sadar, kamu sudah
mendewasa beberapa tahun lebih dulu sebelum saya. Tapi, bukan berarti terus
menganggap anak SMA tidaklah dewasa. Belum tentu, bisa saja anak itu lebihh
dewasa darimu tapi tidak ingin ditonjolkan dihadapanmu.
Untukmu, selamat
menjadi dewasa. Asal kamu tahu, aku hingga saat ini masih bersama perasaan yang
saat 2012 lalu aku namai perasaan baru. Sekarang aku tahu, bahwa cinta itu
sederhana dan juga tidak memaksa. Darimu, aku menjadi belajar tentang perasaan,
cinta, komitmen, masa depan, dan banyak hal lagi.
Terimakasih telah
memberi ruang untuk merasakan perasaan ini padamu. Entah sampai kapan keadaan
seperti ini akan berakhir.
Untukmu, yang tidsk
mungkin membaca tulisan ini :”)
Dari seseorang yang
kamu anggap anak kecil yang selalu menyimpan perasaan baru padamu
16-07-2014
09.19
Komentar
Posting Komentar