Teruntuk Sepupuku Tercinta yang
Paling Ganteng Sedunia
Sayang, malam ini takbir selalu
bergema dimana-mana
Letusan bunga api semerbak
ditelinga dari berbagai arah
Sayang, malam ini ketika bunga
api menyilaukan mata
Lampu-lampu kemerlap disudut tiap
rumah
Lampion-lampion beraneka warna
menghiasi suasana
Anak-anak berlari menyambut diri
Tertawa kesana kemari
Sayang, malam ini
Aku sangat merindukanmu tiada
terkira
Coba aku memiliki sayap
Aku akan mengajakmu terbang,
sayang
Aku ingin kamu tersenyum tertawa
bersama
Sayang, maafkan aku
Aku yang hanya bisa merindukamu
Aku yang hanya bisa mendoakanmu
Malam ini, aku memutuskan tidak
mengikuti keliling atau jalan-jalan sehabis takbir di kampungku. Jujur, letih
rasanya badan dan hati yang mulai memanas memendam banyak amarah yang tak perlu
ku luapkan. Emosi yang membuatku semakin merepotkan dikala badan tak lagi
bersahabat. Aku lebih memilih pulang kerumah malam ini. bersama rindu yang
terus menggelora aku menyusuri tiap-tiap ruang rumah dan berharap kamu ada
disitu. Tapi itu mustahil. Sepupuku, malam ini aku sangat merindukanmu. Di akhir
ramadhan yang begitu cepat berlalu ini.
Sepupuku, malam ini, dikala semua
insan dirumah sudah terlelap, rindu ini semakin meracuni tiap darah dan nadi
ini. Tak bisa kutuliskan rindu padamu ini dalam sebuah kata-kata. Terlalu sedikit
dalam tulisan. Sepupuku, sekitar 7 tahun yang lalu kita bertemu. Waktu itu aku
masih sd kelas 5 dan kamu berumur 2 tahun. Waktu itu kamu merayakan ulang
tahunmu di 4 Maret. Aku masih ingat sangat ingat itu, sepupuku.
Sepupuku, kini harusnya kita bisa
bercanda bersama. Kamu berlari seperti teman sebayamu. Kamu berangkat sekolah
bersama adik-adikmu. Dan kita bermimpi dan berangan. Seharusnya malam ini kita
berada dirumah kakek (Pak Uwa) nenek (Simbok) kita. Kita merayakan lebaran
bersama-sama, sepupuku. Tapi, ternyata Tuhan mempunyai skenario yang berbeda. Sepupuku,
janganlah engkau bersedih atas apa yang telah Tuhan berikan padamu. Aku tahu,
kamu tidak menginginkan semuanya ini. demikian juga dengan ayah-ibumu (lek-bulek),
pak uwa, simbok, pakdhe, budhe, bulek, dan semuanya. Pinta kita kamu normal
seperti anak-anak lainnya. Yang bisa naik sepeda, main petak umpet, lari
sana-sini dan teriak memanggil teman-temannya.
Sepupuku, janganlah engkau
bersedih atas skenario Tuhan yang telah ditetapkan untukmu. Teruslah berjuang,
karena Tuhan selalu bersamamu dan tahu yang terbaik buat kamu kelak. Janganlah berputus
asa sepupuku, seperti ayahmu yang tak pernah lelah mencarikan rejeki dan obat
buat kamu, seperti ibumu yang sangat sabar merawatmu, menghiburmu dan
mengasuhmu bersama adik-adikmu.
Sepupuku, aku selalu berdoa kita
bisa lebaran bersama. Ketika semuanya berkumpul. Aku, mas Arif, Mbk Dwi, Kamu, Mas
Pasha, Dek Virda, Mbak Prysma, Dek Ghazi, Dek Sherly, Pak uwa, Simbok, Ayah
ato, Ibu Titik, Bulek Yani, Pakdhe Kobet, Budhe Yani, Pakdhe Tri, Budhe Tini. Suatu
saat nanti kita akan berkumpul tertawa bersama. Melepas keluh kesah dan letih
kita sepupuku.
Sepupuku, dalam takbir malam ini, kerdipan bunga api. Saya memohon padamu, tetaplah tersenyum apapun itu yang telah diberikan Tuhan untukmu. Tetap semangat yaa sepupuku
0.32
28/07/2014
Di ruang makan
Bersama gema takbir menyongsong
idul fitri 1435 H
Dari kakak sepupumu yang sangat
merindukanmu
Komentar
Posting Komentar