Langsung ke konten utama

Amanah Anugrah Terindah


Hari ini 6/6/2014 saya resmi menjadi pengurus OKPM periode 2014-2016. Setelah ikrar janji yang telah dilantunkan tadi, saya mempunyai amanah yang harus saya jalankan. Amanah yang merupakan sebuah anugrah indah yang telah diberikan Tuhan kepada saya. Amanah yang akan banyak memberikan banyak pelajaran hidup yang tak akan pernah saya dapatkan dimanapun. Amanah untuk selalu belajar dan menjadi yang terbaik buat diri sendiri maupun sesama. Amanah yang akan mengantarkan kedewasaan saya kelak.
Jujur, ini merupakan pengalaman pertama kali saya didalam OKPM. Setelah tiga tahun lamanya mengikuti organisasi ini. Dari jaman saya masih SMP. Dimana saya menjadi anggota yang paling kecil. Entah kenapa, saya dari SMP sangat menyukai organisasi. Rasanya menjadi hambar bila tak ada organisasi. Hingga saat ini, ketika saya berusia 18 tahun dan seorang pelajar ulung mendapatkan sebuah kesempatan berharga. Saya sangat bahagia mendapatkannya. Walaupun saya tidak pernah meminta Tuhan dan siapapun untuk menjadi bagian OKPM ini. Ini merupakan bunga-bunga mimpi bagi saya. Berat untuk menjadikan nyata. Saya sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh saya. Saya sangat bersyukur diberikan kepercayaan kepada senior-senior saya yang sudah saya anggap kakak saya sendri. Awalnya memang berat untuk menerimanya. Karena membayangkannya saja tidak bisa. Tetapi saya tidak bisa menolak amanah anugrah terindah ini. 
Saya akan berusaha menjaga amanah ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin dengan tidak meninggalkan prinsip saya untuk melaksanakan sebuah amanah yang telah diberikan kepada saya. Sesuatu anugrah yang tak pernah saya duga. Saya yakin, bersama amanah ini kita selalu bersama-sama menjalankan sebuah amanah dengan penuh makna tanpa suatu keterpaksaan. Akan menjadi sia-sia belaka jika kita menjalankan dan menjaganya hanya karena tuntutan belaka. 
                                   #ngantuk but i really enjoyed it mc pelatikan
Saya sadar, bukan karena tuntutan atau apa dalam menjalankan sebuah amanah tapi karena rasa peduli, cinta kita terhadap ciptaan Tuhan. Saya ingin menjalankan amanah saya sebagaimana mestinya. Saya ingin menjalankannya penuh anugrah, kebahagiaan, cinta dan segala rasa indah lainnya. Saya tidak ingin menjadi anggota dan pengurus yang suka mengeluh dengan amanah yang telah diberikan. Saya ingin melihat banyak sisi dari amanah-amanah yang ada. Meski tidak selalu kebahagiaan yang ada, tapi saya percaya pasti masih ada sepercik kebahagiaan jikalau terdapat kesedihan.


                                          #rameyannnn jaman duluuuu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...