Langsung ke konten utama

Teruntuk Insan Tuhan




"Ternyata benar ya ketika kita berada di atas  ada kalanya kita sendirian??" pertanyaan dari seorang insan Tuhan kepadaku pada sore mendung kemarin. Maaf saya belum bisa menjawab kemarin.
Dan sekarang saya tahu jawabannya.
Saya menjadi ingat dengan apa yang terjadi pada tahun 2013 lalu. Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Sendirian di tengah kegalauan :p
Sendirian  saat ingin melangkah terbang. Bahkan disaat kita berada di titik klimaks. Itulah yang saya rasakan dan alami.  Saya dan sahabat-sahabat saya mempunyai misi yang hendak kita capai. Banyak orang yang meremehkan misi ini. Bahkan teman saya sendiri.  Tapi,  sahabat-sahabat ku selalu saling mendorong dan memotovasi satu sama lainnya. Kita percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Kita pun bertekad memulai misi ini. Bismillah. Kita memulai.

Masalah pun mulai berdatangan. Dari devisi A zampai Z. Teman-teman yang lain pun mulai mengeluh dan mengeluh. Saya dan sahabat pun mencoba untuk menguatkannya dan saling mendorong. Hingga,  yang menjalankan misi dari hari kehari mulai menipis. Hingga, teman saya yang harusnya ikut ambil dan bertanggungjawab dalam kegiatan ini menghilang entah kemana. Teman yang saya percaya untuk mencari tempat kegiatan dan menghandle kegiatan ini. Teman yang seharusnya berjuang bersama-sama demi suksesnya acara ini. Kita memang satu segmen dalam organisasi ini. Dan kita berjanji untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan ini. Tapi yang ada dia malah menghilang??
Saya waktu itu sempat galau juga. Tapi, kalo saya juga mengeluh? Terus bagaimana dengan misi kita? Tujuan kita? Toh masih ada yang mau menemani dan membangun bersama-sama. Misi ini sebenarnya sudah lama kita impikan. Sudah lama senior impikan. Yang ada dibenak saya hanya ini, Saya ingin menjadi orang yang bermafaat bagi sesama. Saya hanya ingin membagi cinta saya yang telah diberikan kepada saya selama ini. Meneruskan cita-cita senior yang sekarang semoga dalam lindungan Tuhan selalu.

Dipuncak permsalahan pun datang. Dimana semua menjadi down. Benar-down. Orang-orang yang care pun hanya dapat dihitung dengan jari kita. Lhah, saat2 seperti ini sahabat yang selama ini menemani, bekerja bersama saya dan mendorong saya tiba-tiba menghilang entah karena apa. Segala cara pun telah ditempuh. Hingga pada akhirnya, saya harus tetap maju.* Walaupun kita ditinggalkan oleh sahabat kita saat seperti ini, saya yakin masih ada sahabat, teman yang lain yang care kok. Pasti sedih, sampai sahabatku yang lain down sampai nangis2, hingga perasaan bersalah pun keluar. Entah kenapa. Rasanya jadi sepi, kadang tidak mood, tapi harus dijalani. Karena saya percaya dengan lirik sebuah lagu "hadapi semua dengan senyuman". Saya tahu, sahabat saya yang menghilang tidak salah. Tugas dia memang telah selesai. Tapi sayangnya dia tidak menemani sampai acara ini. Mungkin, dia sibuk atau ingin memanfaatkan waktu yang lebih berguna lagi.

Setelah menuju hari-H dimana puncak misi kita akan tercapai, saya mendapat amanah buat menjadi tim medis dari PMR. Jujur, saya merasa bersalah banget.  Karena harus meninggalkan mereka disaat2 seperti ini. Tapi, masih ada saja sahabat lain yang tidak kita sadari selalu care sama kita. Mereka menyakinkan bahwa aku harus ikut. Walaupun hatinya gundah gulana bahkan lebih parah daripada saya.

"Ikut, ajja is.. Nemenin PMR lainnya, kan katanya pada gmw kesana yang lain itu, kasian,, kan cuma 4 hari. Nanti aku kabarin setiap waktu. Habis itu, kan masih bisa prepare bareng-bareng lagi?.. Sudahlah gak ada tapi-tapian................................................."

Sedih banget rasanya harus meninggalkan kalian. Iya sih, waktu itu kita sama-sama istirahat sebentar setelah sekian lama dalam kepenatan. Dan menyelesaikan maslah denga sahabat tercinta. Tapi kenapa saya harus meninggalkan kalian. Akhirnya saya pun menjalankan amanah tersebut hingga selesai. Alhamdulillah...........

Lanjut kemisi bersama lagi. Disaat kami sudah benar-benar over sampai pulang malem setiap hari, ketinggalan banyak pelajaran, tidak ada dispensasi dari guru, bolak-balik sana-sini. Ahhirnya kita menyerahkan semuanya pada Tuhan. Dan Alhamdulillah, kemudahan dan hasil selalu datang tanpa kita duga pada saat kita sudah berusaha semaksimal mungkin setelah itu kita pasrahkan pada yang Kuasa.
Ketika H-1 saya dengan ditemani beberapa teman dan sahabat menginap guna menyukseskan hari H. Undangan telah kita sebar. Semua telah kita undang. Tidak ada rasa dendam sama semua yang telah pergi meninggalkan kita. Tidak ada yang perlu disalahkan. Tengah malam pun saya berharap banget sahabat saya datang.
Hari-H. Alhamdulillah lancar. Bahagia, terharu, pokoknya gak bisa aku utarakan dengan kata-kata. Teman-teman yang meninggalkan disaat kita benar-benar down pun datang. Alhamdulillah. Apricate sekali. Sayang, sahabatku tidak datang.
Tapi, pelan-pelan setelah ini kita tidak akan membahas acara ini di depan sahabatku. Kita ingin saling menghargai. Walaupun awalnya canggung, bingung, galau dengan sahabat yang satu ini, tapi pelan-pelan kita saling menerima. Dan alahamdulillah kita dapat kembali lagi seperti dulu. Semua butuh proses yang panjang jika kita ingin kebahagiaan yang tidak terkira.
Memang sulit berada posisi seperti ini. Disaat sahabat yang selalu kita cintai dan selalu bersama-sama mempunyai kepentingan lainnya. Atau sahabat yang tidak sejalan dengan kita demi tujuan bersama. Meraih impian bersama membangun sebuah ruang yang indah untuk semuanya. Saya yakin, yang namanya sahabat seberapapun dia menjauh pasti akan kembali. Yeah, walaupun dengan perbedaan ini seharusnya kita bisa lebih profesional demi tujuan kita yang hendak dicapai. Tidak ada salahnya sendirian, atau berada di minoritas diantara mayoritas.

Seperti halnya kehidupan di langit. ada langit, bintang, dan matahari. ketika malam datang sang bintang mulai nampak. Tapi ketahuilah?? Bintang tidak sendirian. Ia pasti ditemani bintang-bintang lainnya. Bahkan banyak sekali jumlahnya sampai kita tidak bisa menghitungnya. Bahkan sang bulan pun juga ikut menemani. Berbeda ketika siang hari. Hanya ada satu matahari. Tapi apa yang terjadi? Matahari menangis? Tidak kan? Dia malah menyinari dengan terangnya. Senyumnya merekah membawa kehangatan makhluk di bumi ini. Mengubah dunia menjadi berwarna-warni. Memberi mnafaat semua makhluk di bumi. Ya, disini bukannya saya membandingkan antara bintang dengan matahari. Tapi hanya ingin memaparkan dan menganalogikan dengan masalah yang ada dalam hidup ini.

Hidup itu ibaratnya seperti bintang dan matahari yang dilangit. Kita tinggal pilih yang mana. Mau yang hanya sedikit menyinari bahkan tanpa berefek banyak bagi bumi. Atau yang menyinari bumi walaupun sendirian dengan energi yang tentunya berlipat ganda yang harus dikeluarkan. Kita mau yang banyak orang yang menemani, instan mendapatkannya, tapi sedikit manfaatnya bahkan tidak ada sekali manfaatnya. Atau orang belum tentu banyak yang menyukai, tapi sangat banyak sekali manfaatnya bagi kita semua. Itu pilihan

Teruntuk Insan Manusia
"JANGANLAH SEDIH DIKALA KAMU SENDIRI, JADILAH SEPERTI MATAHARI DI LANGIT. WALAUPUN SENDIRI TETAP SELALU MENYINARI DAN MEMBERI BANYAK MANFAAT BAGI SEMUA MAKHLUK TUHAN. IKLAS MENGELUARKAN ENERGI BAGI SESAMA. KARENA TUHAN SELALU BERSAMA KITA"

Buat sahabatku, janganlah bersedih. Tak ada yang perlu kita salahkan. Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Setiap manusia memiliki caranya masing-masing dalam menjalankan hidupnya. Biarkanlah yang datang dan pergi. Karena saya yakin, setiap manusia memiliki cara yang sendiri dan berbeda dengan kita. Jangan paksakan kita untuk sama :) Biarlah perbedaan mewarnai hidup kita. Saya yakin, yang datang dan pergi itu selalu membawa kebaikan dan cinta bagi kita semua. jangan sedih dan jangan larut dalam perasaan bersalah :)
Alhamdulillah
Thankyoufully buat bapak atas ijinnya untuk memilih kegiatan yang aku suka dan menerima prinsip saya “i do what a love, i love what i do”. Mami i love you so much :****** buatin teh tiap aku pulang malem, selalu care udah makan belum, dan selalu memberi semangat disaat aku down.
Bapak ibu guru yang apricate n care banget sama kegiatan ini. Maturnuwun yang tidak terkira.
Thanks to sahabat-sahabatku, Kak Bella, Kak Tri yatmi, Kak Alvi, Kak Lutfina (you are so amazing.. terimakasih sudah menerima saya dalam kehidupan kalian)
Sahabat2 tim rempong bebek Yuli, bebeb bekti,bebeb Asri, (kalian telah mengalihkan duniaku)
Sahabat2 tim rusuh dirumah si petty, si mami, si jengkelin (tanpa elu elu gue cuma butiran debu :p)
Wildan : will, slah cetak??? Will cetakin?? Wil desainke?? Will ?? will?? *aku sangat merepotkanmu, thankyou telah mengganti namaku *tunggu balasanku
Yuda pak ketua amturnuwun sanget sudah nemenin

Mbk hanifah aku galau wkwkw,  mbak irma mbk ipeh kumat, kak said gimana ini kak? , mbk isna semangat yuukk?? Kak putut : hello kamseupay wkwkw
 kakak lainnya yang gak bisa aku sebutkan satu-satu
Dek bayu, dek aina, dek ani, dek ardan yang bikin ane kebingungan, semua adik2 kelasku
Temen2  yang gak bisa aku sebutin satu2.
Semua orang yang telah datang dan pergi dalam hidup saya
Matur sembah nuwun.
love,
Istiani Romadhoni

14.38 WIB

Yogyakarta, 02 Mei 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...