Langsung ke konten utama

Thrawback Jember ---------> Baturaden



Aku baru berani dan sempat menceritakan kronologi pergi ke Jember. Awalnya aku gak berani sama sekali buat cerita ke siapapun kecuali temen-temen deket kampus. Dibilang sakit hati emang sakit. Tapi uda terlanjur gimana lagi coba. Yang jelas ini perjalanan paling mandiri dan penuh dengan air mata (alay). Waktu itu aku lagi dijauhin kakakku. Gatau kenapa. Sedih banget sih sebenarnya. Waktu itu aku lebih milih “sudahlah” hingga pada akhirnya aku ngerti kenapa jauhin aku. Aku gamau nyalahin siapa-siapa toh dia juga uda lupa.
Awalnya aku, nada, erika Cuma iseng ikut lomba namanya Formula Competition. Dan ini kompetisi ahli gizi banget. Kenapa? Diliat dari kasusnya yaitu pembuatan formula penatalaksanaan gizi buruk pada balita. Awesome banget. Tanpa basa basi aku ikut bareng mereka. Kami mendalami teori mengenai gizi buruk, formula milik WHO hingga pembuatan formula kami. Setelah berbagai percobaan yang memilukan akhirnya dapatlah formula yang sesuai harapan kita. Saat itu aku gunain waktu libur bahkan sampai tengah malam buat ngerjain ini. Asli capek banget. Yaa walaupun kalo dirumah mau tidur aku ingat telah diapakan sama teman-teman aku. Dijauhin gara-gara hal sepele. Nangis? Sering banget kita nangis bareng karena gagal habis itu kita coba lagi. Yaa waktu itu aku cuma curhat sama diri sendiri sambil mojok  aja. Gatau mau curhat sama siapa yang emang bener-bener ngerti. Finally, semua berkas percobaan kami kumpul ke panitia. Dan itu barengan banget sama praktik semseter 4 yang super padat banget. Yang harus lari sana sini cari tempat praktik, posyandu, puskesmas dll. Sampai harus nangis-nangis demi data. Disisi lain pasti masih ada amanah organisasi kampus yang lagi ada problem. Puncaknya aku iklaskan di kereta di stasiun lempuyangan bersama air mata erika (hiks). Asli ini uda dibikin dosen seenaknya, temen rumah ngejauhin aku, birokasi kampus yang susahnya minta ampun, dan masalah dengan om aku, masalah sama temen orgnaniasai, gatau harus crita sama siapa.
Alhamdulillah satu persatu terlewati dan sebelum berangkat ke jember nilai smester 4 keluar. Ini menjadi anugrah banget bagi kami bertiga karena diatas pencapaian dan bisa denga tenang berangkat. Hingga tiba saatnya kami harus berangkat ke Jember. Gak ada yang tau temen rumah kalo aku pergi ke Jember. Aku sama Erika nunggu di stasiun karen nada ke kampus ngurus keuangan terlebih dahulu yang ternyata PHP banget kita gak dapat uang. Posisi kita uda di stasiun dan jam 08.45 nada belum sampe padahal jam 09.00 kereta berangkat. Kita bertiga gak bilang ke siapa-siapa kalo kita gak dapat uang kampus pada saat itu. Posisi kita harus bayar hotel, tiket pulang, makan dll. Asli agak nangis bawang di kereta dan kita semua melepaskan beban yang ada di organisasi rumah dan manapun. Setiap dari kita punya masalah padahal. Kita tinggalkan semua. Dan berdoa.
Bahaya banget sebenarnya dengan posisi yang seperti itu dikereta 10 jam. Tapi kita hanya bisa berdoa dan menikmati apa yang telah kita pilih. Gak ada yang cerita masalah yang sedang dihadapi. Masalah uang dipikir saat kita di hotel, its really hurt.
Kita sampe jam 9 malem. Dan itu pertama kalinya kita naik angkot menuju hotel. Kit anaik angkot jam 21.30 karena harus dijemput sampe jalan raya yang jaraknya lumayan lah kalo jalan kaki. Kita nunggu gitu. Horror pasti. Sampai dihotel kita harus keluar cari makanan. Nasi goreng pero yang membuat kita ga bisa BAB kala itu. Pokoknya malam ini kita benar-benar prepare buat semuanya. Buat praktik bikin formula hingga presentasi yang pada malam kedua kita sampe jam 01.00 pagi. Kita semua gak bisa tidur dan gak crita sama sekali dengan keluarga kita. Kita uda janji gak ngrepotin orang rumah apapun itu. Terus banyak tragedi-tragedi dari beli tiket tempat duduk gak barengan, harus perpanjang hotel karena gak boleh pulang karena menang dan tidur di kos panitia make tikar, harus nuker tiket karena pulang diundur hingga terjadi sebuah kecurangan dalam perlombaan, dibantai juri, dipuji juri. Semua jadi satu dalam 3 hari di Jember, dapat kabar secara gak etis dari sebuah panitia event terbesar organisasi kampus dan lainnya lagi sampai dari cari mkanan susah yang sesuai dengan pencernaan kita.
Baru kali ini aku gak crita ke siapa-siapa sepanjang perjalanan aku kecuali kabar wajib untuk orang tua yang isinya “Oke baik, done, well”. Ketika Erika Nada crita ke sahabatnya aku lebih memilih untuk mendengarkan apa yang mereka bacakan. Asli sebenarnya aku tidak ingin mengingat ini semua, God.
Tapi aku bersyukur, untung gak kesurupan. Hahaha.
Tidak ada proses yang mengkhianati hasil. Akhirnya kami pulang membawa apa yang kita impikan. Langsung aku potokan ke paman aku. Alhamdulillah, disisi lain kita dapat tiket baru 1  kursi lagi.
Oiyaa aku sempet chat sahabat, kakak aku waktu itu soal ak sebaiknya ikut atau engga. Soalnya aku baru pulang dari luar jogja. Dan jawabannya intinya terserah mau ikut or engga, ibarat itu urusan elu bukan urusan gue” tapi aku lupa chat kayak apa, uda ilang. hahaha y uda aku diam aja deh. Mana sahabat2 aku uda punya pasangan tempat duduk. Alhasil aku tetap ikut. Yaa aku ngehargain susah payahnya mereka ngadain acara masak aku egois ga ikut. Dan you know what? Gue didiemin sama mereka selama gue ikut. Hell banget. Tapi karena aku capek, ya aku diam aja. Buat apa juga cari cari perhatian orang aku ga ngerti apa-apa.
Tau masalahnya apa? Karena aku deket sama orang yang mereka gak suka. Sama orang yang bikin masalah bagi kakakku. Dia agak dendam meskipun sok bijak waktu aku minta maaf. Aku deket juga karena kebetulan saja pas aku lagi belajar all about economy khususnya all about saham. Awalnya juga yang ngenalin mbak Ita adiknya temennya ayahku. Cuma karena dia dekat sama orang yang dibenci sahabatku ya uda.  Waktu sampai rumah jam 11 malam aku dapat chat kalo katanya kakakku aku berubah. Hah? Gila aja. Situ aja kali yang berubah. Orang sini gatau apa-apa. Situ aja kali yang seenaknya. Yaa aku stay calm karena uda capek dan sakit pulak (sialll yaa hahaha).
Emang kadang orang seenaknya menilai kita. Menjudge kita dengan mudahnya. Dan tidak menerima kita. Dari sini aku belajar banget rasanya didiamkan tanpa alasan yang logis. Asli itu receh banget alasannya. Kalo ingat pasti marah menurutku hal yang wajar. Dianggap gak ada, pokoknya keliatan banget its different, dan sudahlaaah................... dan yang nglakuin ini pasti uda lupa juga karena berbuat salah itu mudah dilupakan apalagi tanpa menyadarinya.
Nah stelah selesai semuanyaa dan clear semuanyaaa finally aku pergi lagi karena sakit. Gak ada yang tau sih kecuali yang ngrawat hahahaha. Sampe masuk semester 5.
Dari tulisan ini, aku gak nyalahin siapapun. Semua juga uda terjadi. Ini Cuma jadi cerita aku aja sih. Intermezo dan baru mau nulis karena its so hurt, hal yang menyedihkan, mengecewakan yang pernah aku alamin hahaha. Ini ga aku tulis semuanya juga karena i really bener2 ga kuat nulisnya. Apalagi waktu sakit tanpa sepengetahuan orang tua. Hahaha. Yang sakit hatinya soalnya jadi bisa mandiri kan yaa hahaha



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...