Aku baru berani dan sempat
menceritakan kronologi pergi ke Jember. Awalnya aku gak berani sama sekali buat
cerita ke siapapun kecuali temen-temen deket kampus. Dibilang sakit hati emang
sakit. Tapi uda terlanjur gimana lagi coba. Yang jelas ini perjalanan paling
mandiri dan penuh dengan air mata (alay). Waktu itu aku lagi dijauhin kakakku. Gatau
kenapa. Sedih banget sih sebenarnya. Waktu itu aku lebih milih “sudahlah”
hingga pada akhirnya aku ngerti kenapa jauhin aku. Aku gamau nyalahin
siapa-siapa toh dia juga uda lupa.
Awalnya aku, nada, erika Cuma iseng
ikut lomba namanya Formula Competition. Dan ini kompetisi ahli gizi banget. Kenapa?
Diliat dari kasusnya yaitu pembuatan formula penatalaksanaan gizi buruk pada
balita. Awesome banget. Tanpa basa basi aku ikut bareng mereka. Kami mendalami
teori mengenai gizi buruk, formula milik WHO hingga pembuatan formula kami. Setelah
berbagai percobaan yang memilukan akhirnya dapatlah formula yang sesuai harapan
kita. Saat itu aku gunain waktu libur bahkan sampai tengah malam buat ngerjain
ini. Asli capek banget. Yaa walaupun kalo dirumah mau tidur aku ingat telah
diapakan sama teman-teman aku. Dijauhin gara-gara hal sepele. Nangis? Sering banget
kita nangis bareng karena gagal habis itu kita coba lagi. Yaa waktu itu aku cuma
curhat sama diri sendiri sambil mojok
aja. Gatau mau curhat sama siapa yang emang bener-bener ngerti. Finally,
semua berkas percobaan kami kumpul ke panitia. Dan itu barengan banget sama
praktik semseter 4 yang super padat banget. Yang harus lari sana sini cari
tempat praktik, posyandu, puskesmas dll. Sampai harus nangis-nangis demi data. Disisi
lain pasti masih ada amanah organisasi kampus yang lagi ada problem. Puncaknya aku
iklaskan di kereta di stasiun lempuyangan bersama air mata erika (hiks). Asli ini
uda dibikin dosen seenaknya, temen rumah ngejauhin aku, birokasi kampus yang
susahnya minta ampun, dan masalah dengan om aku, masalah sama temen
orgnaniasai, gatau harus crita sama siapa.
Alhamdulillah satu persatu
terlewati dan sebelum berangkat ke jember nilai smester 4 keluar. Ini menjadi
anugrah banget bagi kami bertiga karena diatas pencapaian dan bisa denga tenang
berangkat. Hingga tiba saatnya kami harus berangkat ke Jember. Gak ada yang tau
temen rumah kalo aku pergi ke Jember. Aku sama Erika nunggu di stasiun karen
nada ke kampus ngurus keuangan terlebih dahulu yang ternyata PHP banget kita
gak dapat uang. Posisi kita uda di stasiun dan jam 08.45 nada belum sampe
padahal jam 09.00 kereta berangkat. Kita bertiga gak bilang ke siapa-siapa kalo
kita gak dapat uang kampus pada saat itu. Posisi kita harus bayar hotel, tiket
pulang, makan dll. Asli agak nangis bawang di kereta dan kita semua melepaskan
beban yang ada di organisasi rumah dan manapun. Setiap dari kita punya masalah
padahal. Kita tinggalkan semua. Dan berdoa.
Bahaya banget sebenarnya dengan
posisi yang seperti itu dikereta 10 jam. Tapi kita hanya bisa berdoa dan
menikmati apa yang telah kita pilih. Gak ada yang cerita masalah yang sedang
dihadapi. Masalah uang dipikir saat kita di hotel, its really hurt.
Kita sampe jam 9 malem. Dan itu
pertama kalinya kita naik angkot menuju hotel. Kit anaik angkot jam 21.30
karena harus dijemput sampe jalan raya yang jaraknya lumayan lah kalo jalan
kaki. Kita nunggu gitu. Horror pasti. Sampai dihotel kita harus keluar cari
makanan. Nasi goreng pero yang membuat kita ga bisa BAB kala itu. Pokoknya malam
ini kita benar-benar prepare buat semuanya. Buat praktik bikin formula hingga
presentasi yang pada malam kedua kita sampe jam 01.00 pagi. Kita semua gak bisa
tidur dan gak crita sama sekali dengan keluarga kita. Kita uda janji gak
ngrepotin orang rumah apapun itu. Terus banyak tragedi-tragedi dari beli tiket
tempat duduk gak barengan, harus perpanjang hotel karena gak boleh pulang
karena menang dan tidur di kos panitia make tikar, harus nuker tiket karena
pulang diundur hingga terjadi sebuah kecurangan dalam perlombaan, dibantai juri,
dipuji juri. Semua jadi satu dalam 3 hari di Jember, dapat kabar secara gak
etis dari sebuah panitia event terbesar organisasi kampus dan lainnya lagi
sampai dari cari mkanan susah yang sesuai dengan pencernaan kita.
Baru kali ini aku gak crita ke
siapa-siapa sepanjang perjalanan aku kecuali kabar wajib untuk orang tua yang
isinya “Oke baik, done, well”. Ketika Erika Nada crita ke sahabatnya aku lebih
memilih untuk mendengarkan apa yang mereka bacakan. Asli sebenarnya aku tidak
ingin mengingat ini semua, God.
Tapi aku bersyukur, untung gak
kesurupan. Hahaha.
Tidak ada proses yang
mengkhianati hasil. Akhirnya kami pulang membawa apa yang kita impikan. Langsung
aku potokan ke paman aku. Alhamdulillah, disisi lain kita dapat tiket baru
1 kursi lagi.
Oiyaa aku sempet chat sahabat,
kakak aku waktu itu soal ak sebaiknya ikut atau engga. Soalnya aku baru pulang
dari luar jogja. Dan jawabannya intinya terserah mau ikut or engga, ibarat itu
urusan elu bukan urusan gue” tapi aku lupa chat kayak apa, uda ilang. hahaha y
uda aku diam aja deh. Mana sahabat2 aku uda punya pasangan tempat duduk. Alhasil
aku tetap ikut. Yaa aku ngehargain susah payahnya mereka ngadain acara masak
aku egois ga ikut. Dan you know what? Gue didiemin sama mereka selama gue ikut.
Hell banget. Tapi karena aku capek, ya aku diam aja. Buat apa juga cari cari
perhatian orang aku ga ngerti apa-apa.
Tau masalahnya apa? Karena aku
deket sama orang yang mereka gak suka. Sama orang yang bikin masalah bagi
kakakku. Dia agak dendam meskipun sok bijak waktu aku minta maaf. Aku deket
juga karena kebetulan saja pas aku lagi belajar all about economy khususnya all
about saham. Awalnya juga yang ngenalin mbak Ita adiknya temennya ayahku. Cuma karena
dia dekat sama orang yang dibenci sahabatku ya uda. Waktu sampai rumah jam 11 malam aku dapat
chat kalo katanya kakakku aku berubah. Hah? Gila aja. Situ aja kali yang
berubah. Orang sini gatau apa-apa. Situ aja kali yang seenaknya. Yaa aku stay
calm karena uda capek dan sakit pulak (sialll yaa hahaha).
Emang kadang orang seenaknya
menilai kita. Menjudge kita dengan mudahnya. Dan tidak menerima kita. Dari sini
aku belajar banget rasanya didiamkan tanpa alasan yang logis. Asli itu receh
banget alasannya. Kalo ingat pasti marah menurutku hal yang wajar. Dianggap gak
ada, pokoknya keliatan banget its different, dan sudahlaaah...................
dan yang nglakuin ini pasti uda lupa juga karena berbuat salah itu mudah
dilupakan apalagi tanpa menyadarinya.
Nah stelah selesai semuanyaa dan
clear semuanyaaa finally aku pergi lagi karena sakit. Gak ada yang tau sih
kecuali yang ngrawat hahahaha. Sampe masuk semester 5.
Dari tulisan ini, aku gak
nyalahin siapapun. Semua juga uda terjadi. Ini Cuma jadi cerita aku aja sih. Intermezo
dan baru mau nulis karena its so hurt, hal yang menyedihkan, mengecewakan yang
pernah aku alamin hahaha. Ini ga aku tulis semuanya juga karena i really bener2
ga kuat nulisnya. Apalagi waktu sakit tanpa sepengetahuan orang tua. Hahaha. Yang
sakit hatinya soalnya jadi bisa mandiri kan yaa hahaha
Komentar
Posting Komentar