Teruntuk orang-orang yang sering
kali menanyakan segala hal yang telah aku jalani selama kuliah di gizi. So i
think would wriyte it down right her. Sit back, relax, and happy reading.
Sebelumnya aku mau cerita
mengenai blog ini kembali dulu.
Nah setelah beberapa bulan tidak
buka blog ini karena lupa kalo punya blog sekaligus paswordnya ☹.
Finally, aku berusaha mengingat kembali setelah ada orang menemukan blogku
dengan tidak sengaja. What do you feel? Ya. Malu banget. Secara itu blog
pribadi yang lupa aku kunci. Kok sekarang malah dibuka? Thats life. Setelah aku
berpikir dan merenung hahahaha dan berkonsultasi dengan orang-orang bidang
seperti ini (you know what i mean lah ya). To the point saja. Biarkan
tulisan-tulisan alay itu menjadi inspirasi bagi manusia-manusia didekat anda. Bukankah
itu sebuah perkembangan perilaku manusia? Bukankah manusia tidak ada yang
sempurna? Bukanhkah manusia itu bermetamorfosis juga? Jadi aku biarkan
tulisan-tulisan itu menjadi sebuah perjalanan yang telah terlewati. Misalnya
aku pernah menuliskan sebuah kegagalan dan kesalahan. Ketika aku share pada
adik-adikku atau kelak ketika aku menjadi orang tua akan menjadi bahan
pembelajaran buat anak-anak. Kenapa bisa gagal, bisa ini bisa itu? Nah dari
situ menjadi pengalaman untuk jangan sampai mereka mengalami hal yang sama
(yang negatif) dengan tulisan itu. Untuk itulah aku ingin melanjutkan
perjalanan kehidupanku di blog ini dan aku tidak malu lagi (nasi sudah jadi bubur
jadi kasih kecap sama bawang aja).
Balik lagi ke aku dan ilmu gizi.
Kenapa Ilmu Gizi?
Back in early 2008s, saar aku
mulai mengenal dan bertemu berbagai macam orang dengan suku, agama, sikap,
sifat, negara, yang berbeda. Saat itulah aku merasa membutuhkan sesuatu tentang
perilaku yang harus aku jalani sebagai manusia. Setelah itu, aku mengenal
mbak-mbak anak psikologi yang katanya pacarnya tetanggaku. Nah tetanggaku itu
ponakannya jadi kakak kelasku. Mbak-mbak anak psikologi tadi itu kakak kelasnya
kakak kelasku (apa-apaan). Dari sini aku kok interested banget sama mbak-mbak
anak psikologi ini ya, ya uda aku SKSD gitu, aku add Facebooknya, suka tanya
ini itu. (maklum masih anak SMP dan fb masih baru). Finally, aku jatuh cinta
sama psikologi. Cita-cita jadi psikologlah waktu SMP. Ditambah dari kakak
temenku dan adik guru les dari salah satu les salah satu bimbel terkenal yang
sedang promosi suka banget deh kalo cerita all about psikologi. (Makin mantap
aja kala itu)
Apa itu psikologi? Sampai searching
internet dan tanya sama mbak-mbak yang uda pada kuliah terutama mbak-mbak anak
psikologi tadi. Hingga saatnya aku SMA.
Kejutan-kejutan mulai aku
dapatkan disini (anyway untuk detail apa aja yang aku lakuin di jaman SMA untuk
tulisan selanjutnya aja deh). Yang jelas aku tidak diizinkan masuk kelas IPS
(garuk aspal). Padahal psikologi untuk universitas di jogja itu masukknya ilmu
sosial. Taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Dan jelas gak disetujuin masuk sana. Ya uda
aku mikir. Aku mau kuliah dimana? Finally, aku muter otak (untuk gak kebalik
sekarang otaknya) ya uda yang mirip-mirip itukan gizi. Nanti bisa jadi
konsultan gizi. Ya uda aku berdoa supaya dimasukkan Tuhan di gizi kesehatan UGM
kala itu. Disisi lain, IPA? Identik dengan kedokteran. Hahaha aku sempet
bercita-cita masuk kedokteran UII jalur PMDK alias prestasi yang failed kala
itu. Hahaha. Kenapa ga UGM? Hahaha you know laah, aku di SMA mana dengan otak
seperti apa yang mendadak harus mikir keras mau lanjut dimana. (cukup tau
diri).
Walaupun begitu, namanya juga
cita-cita tetap diusahain loo yaa. (untuk drama usahanya next ya, i feel so
nano-nano kalo sekarang hahaha). Galau berat kala itu waktu kelas 3. Aku megikuti
berbagai jalur masuk mulai dari snmptn atau undangan hingga UM. In the first,
aku ikut jalur test PTS Atmajaya ambil jurusan manajemen Internasional Class
(ketrima dan sayangnya gak disetujuin padahal uda seneng bgt ada IPS-IPS gitu).
Ya uda. Undangan aku dengan sok tegar masuk UNY padahal gak pernah aku
kepikiran masuk situ, membayangkan saja tidak. Never. Then, aku gak ketrima.
SBMPTN juga gak ketrima lagi (lupa daftar mana) sampai UM UGM. Dan yang baru
sadar aku gak ambil GIZI KESEHATAN UGM yang selama ini ada dalam doaku. Ini benar-benar
ajaib. Ya uda. Aku nyerah aja. Uda berapa juta buat uang pendaftaran. but the
result is empty. Ayahku nyuruh aku daftar Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Mana
itu?). Ayahku sebenarnya lebih tahu mana saja sekolah yang berpotensial dari
pada aku. Pokoknya im beyond so lucky to have a gantleman like him. Dia uda
jadi sahabatku, guru aku, psikolog aku, mentorku, ustadzku, dosenku dan selalu
ada dimanapun dan kapanpun aku membutuhkannya. Dia tidak pernah marah sama
semua anak-anaknya. Never. (luar topik), mungkin kapan-kapan aku mau nulis cara
mendidik anak ala ayah ibu aku ya.
Naaah. Aku diminta untuk masuk kebidanan (OH
NO! Itu bukan Passion aku! Oke! Itu aku jadikan pilihan kedua aja, dan pilihan
pertama gizi, untung ada gizi). Setelah drama dan gak niat banget ngerjain
ujian tulis. Tahap satu aku ketrima dan artinya aku harus ke tahap kedua yaitu
tes psikologi. Dan lulus. Dan tes terakhir adalah tes kesehatan. Lulus dan
setelah menyelesaikan semua berkas akhirnya aku resmi jadi mahasiswa jurusan
gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. What do you feel? So-so.
Tahap pertama yaitu OSPEK. Dengan
hal-hal konyol yang seperti itu (aku lupa ngapain aja) yang jelas aku terserah
mbaknya mau ngomong apa, sok-sokan marah. I dont care. Buat nerima ada disini
aja susah banget. Apalagi nerima omongan dan gertakanmu mbak? (Ps : mohon maaf
mba panitia OSPEK yang ternyata jadi kakak tingkat dan satu keluarga di
Himpunan Mahasiswa Jurusan)
Bagaimana perkuliahan di GIZI?
Oke. Aku bahas dari semester 1
ya. Disini aku diajarin ilmu dasar gizi dan ilmu dasar lainnya. Disini ada gizi
kuliner dasar, pokoknya dasar banget yang akan menjadi bekal untuk ke episode
selanjutnya. Ada ilmu gizi dasar, anatomi fisiologi, ilmu pangan dasar, Ilmu
kimia dasar, bahasa indonesia, sosial budaya, agama. Pokoknya disini dasar
banget. Yang paling bikin aku agak gak ngeh kita diajarin masak. Ohanaa. Untung
aku sekelompok dengan anak Boga yang ahli masak. Aman. Anak itu sekarang juga
jadi sahabatku. Risma namanya. Nah saat semester pertama aku harus menerima
apapun yang terjadi. Alhamdulillah bisa menerima semuanya. Aku mulai menikmati
segala aktivitas dan kejutan-kejutan tiap Mata Kuliah. Pokoknya di semester ini
aku baru dapat dasarnya banget. Umum banget dan tentunya bikin bertanya-tanya. Aku
suka mata kuliah yang menurutku asing dimata aku. Seperti gizi dasar yang
abstrak kala itu, anatomi fisiologi manusia yang waktu SMA cuma bagian kecilnya
dari ini. aku benar-benar menikmatinya. Dalam semester dasar ini aku mulai
mengerti bagian-bagian manusia yang berhubungan dengan penyakit, makanan dan
kimia meskipun dasar banget.
Semester 2.
Disemester dua aku melanjutkan
belajar dasar-dasar di semester 1. Aku bener-bener jatuh cinta saat semester
ini. so amazing. Mata kuliah yang benar-benar fresh dan pas banget sesuai yang
aku butuhkan dan ekspetasikan. (oiya, hal ini bisa buat pelajaran bagi kita :
jangan terlalu membenci sesuatu terutama orang bisa jadi kamu besok jatuh cinta
*eaaa). Ada kuliner lanjut yang masak-masaknya enak banget dan bergizi
tentunya. Pasti ada yang nanya? Ngapain lo masak? Sekolah mahal-mahal e suruh
masak? (bagi aku itu pertanyaan kolot banget. Biar gak dibohongin yang masak
lah ya, kalo kita belajar dari sekarang besok waktu kerja kita ga dibohongin
sama juru masaknya dan dapat memberi contoh. Bye). Ada kimia pangan (ohhhaanaaa
bikin pusing pala berbie), ada gizi dalam daur kehidupan. Jadi disini kita
belajar (banget) kebutuhan manusia dari masih di dalam rahim hingga akan
meninggal terutama kebutuhan asupan makanannya. I feel so excited. Bahagia banget
rasanya belajar ini. meskipun harus lembur, cari responden dan lain-lain. Tapi tapi
namanya juga uda jatuh cinta suruh makan biji mahoni pun mau. (Kok jadi semakin
mantap ambil bagian konselor gizi ya, pikirku kala itu). Aku juga mulai dapat
ilmu sosial alias masyarakat mulai dari ilmu kesehatan masyarakat yang luas dan
bikin adek muntah (alay kambuh), sosio antropologi yang asli aku jatuh cinta
banget sama matkul ini. ngefeel banget pokoknya, ilmu komunikasi, majamenen
dasar (eaaaa ketemu juga yang dulu dipilih jadi jurusan idaman), ilmu pangan
lanjut dan patologi dasar. Asli dengan mata kuliah seabrek teori dan praktek
kala itu bikin super duper capek ditambah ada kewajiban sebagai organisator. Tapi,
its so awesome. Di sosia antro aku belajar kejadian luar biasa
penyakit-penyakit menular dan tidak menular, sosial-sosial dari segi makanan di
berbagai daerah, kebiasaan makan, hingga metode-metode dalam menyelesaikan
berbagai persoalan dimasyarakat seperti observasi hingga FGD. Oiya ini
bener-bener kita praktikkan pada karyawan looo. Nah manajemen ini penting
banget. Menjadi dasar pegangan ketika kelak kita jadi ahli gizi beneran. Sekarang
baru terasa. Jadi bagi yang mau masuk gizi jangan pernah menyepelekan satu
matkul apapun itu semua ada MANFAATNYA kecuali yang tidak bermanfaat wkwkwkw.
Semester 3. Semester yang bikin
capek jiwa dan raga karena praktiknya banyak banget dan ditambah dilapangan
untuk in the first session. Semester 3 ini diisi dengan mata kuliah dengan
kebayakan gizi bidang masyarakat. Ada penilaian status gizi, epidemiologi gizi,
penyuluhan dan konsultasi gizi. Lainnya ada mikrobiologi pangan, patologi
lanjut, psikologi (uuuuuuuuuuuuuuunccccccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, tp
agak mengecewakan mata kuliah yang diberikan kurang mendalam dan kurang deh
pokokny), statistik (nyanyi sayonara). Nah disini in the first aku terjun di
lapangan dan langsung berinteraksi dengan masyarakat/pasien. Finally, apa yang
aku pelajari tidak sia-sia dan mendangkal di otak paling dalam. Nah untuk penilaian status gizi ini juga dari
bayi hingga lansia. Beda-beda lo? Semua ada standart Operasional Prosedur
masing-masing. Nah disini untuk saat pertama kalinya aku diberikan kesempatan
untuk penyuluhan dengan sasaran lansia (finally aku harus mati-matian belajar
bahasa jawa krama yang selama ini plendas plendus alias pake mikir lama
tranlatenya). Untuk mengembangkan potensi biar gak flat-flat aja aku juga ikut
HIMA yang didalamnya aku mengaplikasikan ilmu yang didapatkan, melelahkan sih,
tapi itu bermanfaat banget terutama dalam manajemen waktu. Semester 3, i love
you!
Semester 4. Asli drama banget! Rasanya
nangis banget tapi terlalu hina buat ditangisi (apaan sih). Disini kampusku
mulai memberlakukan sistem blog yang masih new alias uji coba. Dimana teori di
awal semua dan praktik di akhir. Daaaan? Ya Tuhan, sangat padat banget dan
jadwal yang dibuat kurang pas (kurang manusiawi). Tapi ya namanya percobaan dan
kami kelincinya yang hanya bisa menjalani. Disini aku belajar dietetika dasar (
nah ini gizi bidang klinik). Nah ini belajar assesment pasien, diagnosa gizi,
intervensi, monitoring dan evaluasi. Dari penyakit ringan hingga kasus
mendalam. Dan tentunya bikin menu buat pasien yang lala padamu. Aku benar-benar “thats my life! Thats my
choises!”. Aku juga belajar ilmu teknologi pangan dari segi cara hingga ke
responden/panelis. Ada ilmu komputer lanjut, survey konsumsi pangan penuh
drama, manajemen penyelenggaraan makanan, pendidikan anti korupsi (ini penting
bagi ahli gizi hehehe), kewirausahaaan (yeaay i find my life again again),
farmakologi (hafalannya bikin gumoh aja), pendidikan dan konsultasi gizi lanjut
(i love it!). Pada semester ini bener-bener sesuai skill passion aku banget. Ibarat orang, benar-benar
idaman banget. Aku bener-bener melakukan apa yang aku cintai banget. Mulai dari
diet, aku belajar untuk realistis untuk memberikan yang terbaik bagi pasien,
aku belajar untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kompetensi aku, aku
belajar bertanggungjawab dengan apa yang telah aku diagnosiskan pada pasien. I love
it. Survey konsumsi pangan. Ya, benar-benar menegangkan tapi penuh dengan jiwa
seni. Antara logika, perasaan, ketepatan, kecepatan, komunikasi dan realita
yang ada dipadu untuk menhasilkan data yang benar-benar falid pada suatu survey
pangan. Banyak sekali macamnya dan tentunya masing-masing mempunyai tujuan dan
fungsi tersendiri. Pendidikan dan konsultasi gizi lanjut yang unch banget. Lagi
lagi ketemu sesuai passion!. Pada semester 4 ini aku benar-benar ga ingin
kehilangan moment berharga banget dan aku aplikasikan dalam hidup meski hanya
bentuk kometisi diluar sana. Jangan sampai ahli gizi hanya jago dikandang saja.
Yaa meskipun capek banget, banyak sakit hatinya bahkan nangis-nangis bombay
alay ala korea di stasiun kereta. But, i really enjoyed. Dan bersyukur banget
nemu temen yang sepemikiran dan sevisi.
Semesester 5.
Waktu cepat berlalu. Rasanya baru
kemarin daftar Poltekkes. Nah untuk semester 5 ini melanjutkan bagian semester
4. Ada deteksi dini masalah gizi makro dan mikro, etika profesi (penting banget
bagi semua tenaga kesehatan!!!!!!!!!!! Yang kadang bikin gemes kalo ada yang
nglanggar!!!!!!!!), konseling gizi (alhamdulillah, nikmat Tuhan yang manakah
yang kamu dustakan? Ibarat orang nemu jodoh yang di dalam doanya dan
benar-benar mendapatkannya *lebay banget*), manajemen penyelenggaraan makanan
lanjut (ehem ilmu manajemen dasar jangan dilupakan ya?), metode penelitian (
masa dimana ganti topik buat BAB I sampe
III Cuma semalam tapi bab II uda beberapa hari loo yaaa, buat presentasi besok
paginya dan dihujat habis-habisan tapi
Tuhan maha adil dengan “tidak ada hasil yang mengkhianati proses”). Makasih. Ada
penilaian mutu pangan juga dan ada pendidikan kewarganegaraan yang dosennya
dari tentara AU *spesial*. Ada dietetika
lanjut yang tentunya lebih komplek kasusnya dan nano-nano.
Semester 6
Alhamdulillah banget!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Alahuakbar!!!!!!!!!!!!!!
Nah disini aku sedang belajar
Nutrition Care Process atau anak gizi sering menyebutnya NCP alias dietetika
lanjut banget. Aku suka banget soalnya langsung aku aplikasikan dalam project
aku bareng temen-temenku (ceritanya tentang project kapan-kapan ya ini uda
panjang banget). Mulai ada mata kuliah advokasi. Apa sih itu? Penting ya? Penting
banget loooooo. Advokasi itu sangat penting bagi kehidupan sehari-hari apalagi
gizi. Advokasi itu usaha untuk mempengaruhi kebijakan yang ada kepada penentu
kebijakan. Penting kan? Apalagi bagi anak kepada ayah dalam penentuan kebijakan
uang saku *eh. Aku juga belajar
pemberdayaan masyarakat, pendidikan dan pelatihan gizi, ekonomi pangan, gizi
olahraga dan manajemen mutu penyelenggaraan makanan. Nah semester ini
puncak-puncaknya ilmu gizi bagi strata 1. Jadi benar-benar mendalam dan
aplikatif. Daaan proposal skripsi jangan dilupakan yaaaa hahahaha. Ingat syarat
PKL harus sidang doeloeeee.
Semester 7 dan 8
Soon yaaa... Kejutan-kejutannya
pasti lebih seru, karena ada PKL rumah sakit, puskesmas dan masyarakat. Dan tentunya
skripsi.
Nah uda dijelasin kuliahnya
ngapain aja. Pasti masih ada aja yang tanya. Setelah lulus bisa jadi apa emang
sekolah di gizi? Banyaak sissssss. Ahli gizi rumah sakit, puskesmas, seksi gizi
dinas kesehatan, ahli gizi laboratorium, ahli gizi catering, ahli gizi di
sekolah-sekolah yang biasanya seperti boarding school, ahli gizi di ACS, ahli
gizi di BPOM, konselor gizi, ahli gizi di perusahaan-perusahaan, atau bisa juga
bekerja dibagian manajemen seperti bank, perkantoran (seperti nutrifood,
indofood), toh kita juga dapat mata kuliahnya. Jadi jangan cuman terpaku di
rumah sakit aja. Ahli gizi sangat luas banget ya dedek gemesh!. Atau bisa juga
jadi nutripreneur (jarang-jarang looo) dan tenaga pendidik seperti dosen serta
masih banyak lagi apabila kamu benar-benar excited dan mendalami ilmu gizi.
Kalo mbaknya sendiri setelah
lulus mau jadi apa dan ngapain?
Hahaha makanan tiap hari ketika
ketemu orang baru. Aku tidak mematok harus jadi ini itu dalam waktu dekat alias
freshgraduated kelak. Aku akan mengkuti alur yang ada saja. Dimanapun saya
bekerja ataupun bahkan menikah *ehhh (aku juga tidak tahu. Hahaha). Karena rejeki, jodoh, kematian itu rahasia Tuhan
kan ya. Kalo pas dan tepat di RS yang kesana, kalo dapatnya bukan institusi
tapi perusahaan ya uda masukin aja. Aku lebih suka menargetkan jangka panjang.
Why? Hallo, hidup gak semudah lo membalikkan tangan. Rencananya, tergetku,
sebelum umur 27 tahun aku uda ada dalam institusi pendidikan tinggi baik swasta
ataupun negeri. Cita-cita murniku sejak kecil dan penuh restu. Tenaga pendidik!
Kenpa ga di RS atau puskesmas aja
mba?
Panggilan hati dek. Tiap orang
berhak memilih apa yang dicintainya dan memutuskan apa yang akan
dipertanggungjawabkan.
Mbak, jadi ahli gizi gak takut
kesaing dan rebutan dengan tenaga kesehatan dan medis lainnya?
Enggak! Justru malah bersyukur
banget. Bagi kalian yang uda masuk dan kuliah di ilmu gizi please jangan
khawatir. Masing-masing tenaga kesehatan sudah mempunyai kompetensi
masing-masing dan etika profesi masing-masing. Jadi, ya pinter-pinternya kita
menjaga kompetensi kita biar ga diambil orang lain. Kita pun juga harus mawas
diri. Gak usah sok-sok an ambil kompetensi tenaga kesehatan lain dan jadi
pahlawan kesiangan. Oiya, kita beda dari yang lain. Berdasaran, hasil
bincang-bincang dengan dosen berbagai jurusan bidang kesehatan, gizi itu punya
kelebihan yang tidak dimiliki tenaga lainnya istilah mereka “Bersyukur gizi tu,
gak banyak rebutan. Masih punya kompetensi yang gak bisa dikerjakan oleh
siapapun tenega kesehatan kecuali ahli gizi sendiri. Meskipun ada dokter gizi
medik tapi sangat berbeda dengan ahli gizi. Ketika bidan dengan dokter
spesialis obgyn, dokter dengan perawat masih sering terjadi ketidaknyamanan. Sudah
saatnya masing-masing tenaga kesehatan terus aktif dan menjalankan sesuai
kompetensi masing-masing bukan saling hujat dan berebut” Semua tenaga kesehatan
tentunya sudah memiliki peran masing-masing. Sudah saatnya kita saling
berkolaborasi demi kesembuhan pasien. Sudah tidak jamannya lagi “aku yang
paling berkuasa”.
Mbak jadi ahli gizi itu gimana
dapat jodohnya? Kan mahasiswanya banyak ceweknya. Bahkan hampir 100% cewek. Kan
susah kalo mau dapetin yang sesuai?
Pertanyaan adik-adik galau mau
kuliah dimana mah gini, enggak nding, temen-temenku yang kuliah di tempat yang
rata antara cowok dan cewek pun tanya seperti ini. simple sih. Dunia luas kan? Apa
iya kamu Cuma dikampus doag? Gak pernah kemana-kemana? Salah kamu sendiri. Justru,
karena di dalam kelas banyak ceweknya membuatku tertarik untuk mengikuti
kegiatan diluar kampus yang notabene dari berbagai universitas. Nah kan ga
cewek semua. Buat cari jodoh? Gak sama sekali. Buat aktualisasi diri saja. Karena
tidak semua hal itu bisa dilakukan cewek dan mesti butuh bantuan cowok. Jadi bisa
aja kan kita ketemu di jalan, kereta, pesawat, dekat kamar mandi, organisasi,
masjid, musola, atau tiba-tiba datang kerumah atau mungkin tetangga lo sendiri
atau temen SMA, SMP, SD, TK, PAUD,Play group, temen kerja, temen project,
volunteer dan banyak lagi. Itu bagiku pertanyaan kliese dek. Buktinya apa? Ya masak
aku critain disini. Sangat tidak etis. Hahahahaa.
Nah itu tadi ceritaku mengenai
aku dan ilmu gizi. Semoga bermanfaat yaaa. Aku emang suka nulis santai dan alay
kayak gini. Ini aku tulis karena biar gak lupa saja. Memory manusia itu
terbatas. Jadi tidak semua moment itu dapat kita ingat. Dan kenapa tulisannya
alay? Ngalir aja biar cepet selesai dan ganti ngerjain tugas sekolah *eh kampus
nding.
Spesial to my lil sisters :*
Sabtu, 03 Juni 2017
Jogja
Komentar
Posting Komentar