Langsung ke konten utama

Aku dan Ilmu Gizi


Teruntuk orang-orang yang sering kali menanyakan segala hal yang telah aku jalani selama kuliah di gizi. So i think would wriyte it down right her. Sit back, relax, and happy reading.

Sebelumnya aku mau cerita mengenai blog ini kembali dulu.

Nah setelah beberapa bulan tidak buka blog ini karena lupa kalo punya blog sekaligus paswordnya . Finally, aku berusaha mengingat kembali setelah ada orang menemukan blogku dengan tidak sengaja. What do you feel? Ya. Malu banget. Secara itu blog pribadi yang lupa aku kunci. Kok sekarang malah dibuka? Thats life. Setelah aku berpikir dan merenung hahahaha dan berkonsultasi dengan orang-orang bidang seperti ini (you know what i mean lah ya). To the point saja. Biarkan tulisan-tulisan alay itu menjadi inspirasi bagi manusia-manusia didekat anda. Bukankah itu sebuah perkembangan perilaku manusia? Bukankah manusia tidak ada yang sempurna? Bukanhkah manusia itu bermetamorfosis juga? Jadi aku biarkan tulisan-tulisan itu menjadi sebuah perjalanan yang telah terlewati. Misalnya aku pernah menuliskan sebuah kegagalan dan kesalahan. Ketika aku share pada adik-adikku atau kelak ketika aku menjadi orang tua akan menjadi bahan pembelajaran buat anak-anak. Kenapa bisa gagal, bisa ini bisa itu? Nah dari situ menjadi pengalaman untuk jangan sampai mereka mengalami hal yang sama (yang negatif) dengan tulisan itu. Untuk itulah aku ingin melanjutkan perjalanan kehidupanku di blog ini dan aku tidak malu lagi (nasi sudah jadi bubur jadi kasih kecap sama bawang aja).

Balik lagi ke aku dan ilmu gizi.

Kenapa Ilmu Gizi?

Back in early 2008s, saar aku mulai mengenal dan bertemu berbagai macam orang dengan suku, agama, sikap, sifat, negara, yang berbeda. Saat itulah aku merasa membutuhkan sesuatu tentang perilaku yang harus aku jalani sebagai manusia. Setelah itu, aku mengenal mbak-mbak anak psikologi yang katanya pacarnya tetanggaku. Nah tetanggaku itu ponakannya jadi kakak kelasku. Mbak-mbak anak psikologi tadi itu kakak kelasnya kakak kelasku (apa-apaan). Dari sini aku kok interested banget sama mbak-mbak anak psikologi ini ya, ya uda aku SKSD gitu, aku add Facebooknya, suka tanya ini itu. (maklum masih anak SMP dan fb masih baru). Finally, aku jatuh cinta sama psikologi. Cita-cita jadi psikologlah waktu SMP. Ditambah dari kakak temenku dan adik guru les dari salah satu les salah satu bimbel terkenal yang sedang promosi suka banget deh kalo cerita all about psikologi. (Makin mantap aja kala itu)

Apa itu psikologi? Sampai searching internet dan tanya sama mbak-mbak yang uda pada kuliah terutama mbak-mbak anak psikologi tadi. Hingga saatnya aku SMA.
Kejutan-kejutan mulai aku dapatkan disini (anyway untuk detail apa aja yang aku lakuin di jaman SMA untuk tulisan selanjutnya aja deh). Yang jelas aku tidak diizinkan masuk kelas IPS (garuk aspal). Padahal psikologi untuk universitas di jogja itu masukknya ilmu sosial. Taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Dan jelas gak disetujuin masuk sana. Ya uda aku mikir. Aku mau kuliah dimana? Finally, aku muter otak (untuk gak kebalik sekarang otaknya) ya uda yang mirip-mirip itukan gizi. Nanti bisa jadi konsultan gizi. Ya uda aku berdoa supaya dimasukkan Tuhan di gizi kesehatan UGM kala itu. Disisi lain, IPA? Identik dengan kedokteran. Hahaha aku sempet bercita-cita masuk kedokteran UII jalur PMDK alias prestasi yang failed kala itu. Hahaha. Kenapa ga UGM? Hahaha you know laah, aku di SMA mana dengan otak seperti apa yang mendadak harus mikir keras mau lanjut dimana. (cukup tau diri).

Walaupun begitu, namanya juga cita-cita tetap diusahain loo yaa. (untuk drama usahanya next ya, i feel so nano-nano kalo sekarang hahaha). Galau berat kala itu waktu kelas 3. Aku megikuti berbagai jalur masuk mulai dari snmptn atau undangan hingga UM. In the first, aku ikut jalur test PTS Atmajaya ambil jurusan manajemen Internasional Class (ketrima dan sayangnya gak disetujuin padahal uda seneng bgt ada IPS-IPS gitu). Ya uda. Undangan aku dengan sok tegar masuk UNY padahal gak pernah aku kepikiran masuk situ, membayangkan saja tidak. Never. Then, aku gak ketrima. SBMPTN juga gak ketrima lagi (lupa daftar mana) sampai UM UGM. Dan yang baru sadar aku gak ambil GIZI KESEHATAN UGM yang selama ini ada dalam doaku. Ini benar-benar ajaib. Ya uda. Aku nyerah aja. Uda berapa juta buat uang pendaftaran. but the result is empty. Ayahku nyuruh aku daftar Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Mana itu?). Ayahku sebenarnya lebih tahu mana saja sekolah yang berpotensial dari pada aku. Pokoknya im beyond so lucky to have a gantleman like him. Dia uda jadi sahabatku, guru aku, psikolog aku, mentorku, ustadzku, dosenku dan selalu ada dimanapun dan kapanpun aku membutuhkannya. Dia tidak pernah marah sama semua anak-anaknya. Never. (luar topik), mungkin kapan-kapan aku mau nulis cara mendidik anak ala ayah ibu aku ya.
 Naaah. Aku diminta untuk masuk kebidanan (OH NO! Itu bukan Passion aku! Oke! Itu aku jadikan pilihan kedua aja, dan pilihan pertama gizi, untung ada gizi). Setelah drama dan gak niat banget ngerjain ujian tulis. Tahap satu aku ketrima dan artinya aku harus ke tahap kedua yaitu tes psikologi. Dan lulus. Dan tes terakhir adalah tes kesehatan. Lulus dan setelah menyelesaikan semua berkas akhirnya aku resmi jadi mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. What do you feel? So-so.

Tahap pertama yaitu OSPEK. Dengan hal-hal konyol yang seperti itu (aku lupa ngapain aja) yang jelas aku terserah mbaknya mau ngomong apa, sok-sokan marah. I dont care. Buat nerima ada disini aja susah banget. Apalagi nerima omongan dan gertakanmu mbak? (Ps : mohon maaf mba panitia OSPEK yang ternyata jadi kakak tingkat dan satu keluarga di Himpunan Mahasiswa Jurusan)
Bagaimana perkuliahan di GIZI?

Oke. Aku bahas dari semester 1 ya. Disini aku diajarin ilmu dasar gizi dan ilmu dasar lainnya. Disini ada gizi kuliner dasar, pokoknya dasar banget yang akan menjadi bekal untuk ke episode selanjutnya. Ada ilmu gizi dasar, anatomi fisiologi, ilmu pangan dasar, Ilmu kimia dasar, bahasa indonesia, sosial budaya, agama. Pokoknya disini dasar banget. Yang paling bikin aku agak gak ngeh kita diajarin masak. Ohanaa. Untung aku sekelompok dengan anak Boga yang ahli masak. Aman. Anak itu sekarang juga jadi sahabatku. Risma namanya. Nah saat semester pertama aku harus menerima apapun yang terjadi. Alhamdulillah bisa menerima semuanya. Aku mulai menikmati segala aktivitas dan kejutan-kejutan tiap Mata Kuliah. Pokoknya di semester ini aku baru dapat dasarnya banget. Umum banget dan tentunya bikin bertanya-tanya. Aku suka mata kuliah yang menurutku asing dimata aku. Seperti gizi dasar yang abstrak kala itu, anatomi fisiologi manusia yang waktu SMA cuma bagian kecilnya dari ini. aku benar-benar menikmatinya. Dalam semester dasar ini aku mulai mengerti bagian-bagian manusia yang berhubungan dengan penyakit, makanan dan kimia meskipun dasar banget.
Semester 2.

Disemester dua aku melanjutkan belajar dasar-dasar di semester 1. Aku bener-bener jatuh cinta saat semester ini. so amazing. Mata kuliah yang benar-benar fresh dan pas banget sesuai yang aku butuhkan dan ekspetasikan. (oiya, hal ini bisa buat pelajaran bagi kita : jangan terlalu membenci sesuatu terutama orang bisa jadi kamu besok jatuh cinta *eaaa). Ada kuliner lanjut yang masak-masaknya enak banget dan bergizi tentunya. Pasti ada yang nanya? Ngapain lo masak? Sekolah mahal-mahal e suruh masak? (bagi aku itu pertanyaan kolot banget. Biar gak dibohongin yang masak lah ya, kalo kita belajar dari sekarang besok waktu kerja kita ga dibohongin sama juru masaknya dan dapat memberi contoh. Bye). Ada kimia pangan (ohhhaanaaa bikin pusing pala berbie), ada gizi dalam daur kehidupan. Jadi disini kita belajar (banget) kebutuhan manusia dari masih di dalam rahim hingga akan meninggal terutama kebutuhan asupan makanannya. I feel so excited. Bahagia banget rasanya belajar ini. meskipun harus lembur, cari responden dan lain-lain. Tapi tapi namanya juga uda jatuh cinta suruh makan biji mahoni pun mau. (Kok jadi semakin mantap ambil bagian konselor gizi ya, pikirku kala itu). Aku juga mulai dapat ilmu sosial alias masyarakat mulai dari ilmu kesehatan masyarakat yang luas dan bikin adek muntah (alay kambuh), sosio antropologi yang asli aku jatuh cinta banget sama matkul ini. ngefeel banget pokoknya, ilmu komunikasi, majamenen dasar (eaaaa ketemu juga yang dulu dipilih jadi jurusan idaman), ilmu pangan lanjut dan patologi dasar. Asli dengan mata kuliah seabrek teori dan praktek kala itu bikin super duper capek ditambah ada kewajiban sebagai organisator. Tapi, its so awesome. Di sosia antro aku belajar kejadian luar biasa penyakit-penyakit menular dan tidak menular, sosial-sosial dari segi makanan di berbagai daerah, kebiasaan makan, hingga metode-metode dalam menyelesaikan berbagai persoalan dimasyarakat seperti observasi hingga FGD. Oiya ini bener-bener kita praktikkan pada karyawan looo. Nah manajemen ini penting banget. Menjadi dasar pegangan ketika kelak kita jadi ahli gizi beneran. Sekarang baru terasa. Jadi bagi yang mau masuk gizi jangan pernah menyepelekan satu matkul apapun itu semua ada MANFAATNYA kecuali yang tidak bermanfaat wkwkwkw.

Semester 3. Semester yang bikin capek jiwa dan raga karena praktiknya banyak banget dan ditambah dilapangan untuk in the first session. Semester 3 ini diisi dengan mata kuliah dengan kebayakan gizi bidang masyarakat. Ada penilaian status gizi, epidemiologi gizi, penyuluhan dan konsultasi gizi. Lainnya ada mikrobiologi pangan, patologi lanjut, psikologi (uuuuuuuuuuuuuuunccccccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, tp agak mengecewakan mata kuliah yang diberikan kurang mendalam dan kurang deh pokokny), statistik (nyanyi sayonara). Nah disini in the first aku terjun di lapangan dan langsung berinteraksi dengan masyarakat/pasien. Finally, apa yang aku pelajari tidak sia-sia dan mendangkal di otak paling dalam.  Nah untuk penilaian status gizi ini juga dari bayi hingga lansia. Beda-beda lo? Semua ada standart Operasional Prosedur masing-masing. Nah disini untuk saat pertama kalinya aku diberikan kesempatan untuk penyuluhan dengan sasaran lansia (finally aku harus mati-matian belajar bahasa jawa krama yang selama ini plendas plendus alias pake mikir lama tranlatenya). Untuk mengembangkan potensi biar gak flat-flat aja aku juga ikut HIMA yang didalamnya aku mengaplikasikan ilmu yang didapatkan, melelahkan sih, tapi itu bermanfaat banget terutama dalam manajemen waktu. Semester 3, i love you!

Semester 4. Asli drama banget! Rasanya nangis banget tapi terlalu hina buat ditangisi (apaan sih). Disini kampusku mulai memberlakukan sistem blog yang masih new alias uji coba. Dimana teori di awal semua dan praktik di akhir. Daaaan? Ya Tuhan, sangat padat banget dan jadwal yang dibuat kurang pas (kurang manusiawi). Tapi ya namanya percobaan dan kami kelincinya yang hanya bisa menjalani. Disini aku belajar dietetika dasar ( nah ini gizi bidang klinik). Nah ini belajar assesment pasien, diagnosa gizi, intervensi, monitoring dan evaluasi. Dari penyakit ringan hingga kasus mendalam. Dan tentunya bikin menu buat pasien yang lala padamu.  Aku benar-benar “thats my life! Thats my choises!”. Aku juga belajar ilmu teknologi pangan dari segi cara hingga ke responden/panelis. Ada ilmu komputer lanjut, survey konsumsi pangan penuh drama, manajemen penyelenggaraan makanan, pendidikan anti korupsi (ini penting bagi ahli gizi hehehe), kewirausahaaan (yeaay i find my life again again), farmakologi (hafalannya bikin gumoh aja), pendidikan dan konsultasi gizi lanjut (i love it!). Pada semester ini bener-bener sesuai skill  passion aku banget. Ibarat orang, benar-benar idaman banget. Aku bener-bener melakukan apa yang aku cintai banget. Mulai dari diet, aku belajar untuk realistis untuk memberikan yang terbaik bagi pasien, aku belajar untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kompetensi aku, aku belajar bertanggungjawab dengan apa yang telah aku diagnosiskan pada pasien. I love it. Survey konsumsi pangan. Ya, benar-benar menegangkan tapi penuh dengan jiwa seni. Antara logika, perasaan, ketepatan, kecepatan, komunikasi dan realita yang ada dipadu untuk menhasilkan data yang benar-benar falid pada suatu survey pangan. Banyak sekali macamnya dan tentunya masing-masing mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri. Pendidikan dan konsultasi gizi lanjut yang unch banget. Lagi lagi ketemu sesuai passion!. Pada semester 4 ini aku benar-benar ga ingin kehilangan moment berharga banget dan aku aplikasikan dalam hidup meski hanya bentuk kometisi diluar sana. Jangan sampai ahli gizi hanya jago dikandang saja. Yaa meskipun capek banget, banyak sakit hatinya bahkan nangis-nangis bombay alay ala korea di stasiun kereta. But, i really enjoyed. Dan bersyukur banget nemu temen yang sepemikiran dan sevisi.

Semesester 5.
Waktu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin daftar Poltekkes. Nah untuk semester 5 ini melanjutkan bagian semester 4. Ada deteksi dini masalah gizi makro dan mikro, etika profesi (penting banget bagi semua tenaga kesehatan!!!!!!!!!!! Yang kadang bikin gemes kalo ada yang nglanggar!!!!!!!!), konseling gizi (alhamdulillah, nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? Ibarat orang nemu jodoh yang di dalam doanya dan benar-benar mendapatkannya *lebay banget*), manajemen penyelenggaraan makanan lanjut (ehem ilmu manajemen dasar jangan dilupakan ya?), metode penelitian ( masa dimana ganti topik  buat BAB I sampe III Cuma semalam tapi bab II uda beberapa hari loo yaaa, buat presentasi besok paginya  dan dihujat habis-habisan tapi Tuhan maha adil dengan “tidak ada hasil yang mengkhianati proses”). Makasih. Ada penilaian mutu pangan juga dan ada pendidikan kewarganegaraan yang dosennya dari tentara AU *spesial*.  Ada dietetika lanjut yang tentunya lebih komplek kasusnya dan nano-nano.

Semester 6
Alhamdulillah banget!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Alahuakbar!!!!!!!!!!!!!!
Nah disini aku sedang belajar Nutrition Care Process atau anak gizi sering menyebutnya NCP alias dietetika lanjut banget. Aku suka banget soalnya langsung aku aplikasikan dalam project aku bareng temen-temenku (ceritanya tentang project kapan-kapan ya ini uda panjang banget). Mulai ada mata kuliah advokasi. Apa sih itu? Penting ya? Penting banget loooooo. Advokasi itu sangat penting bagi kehidupan sehari-hari apalagi gizi. Advokasi itu usaha untuk mempengaruhi kebijakan yang ada kepada penentu kebijakan. Penting kan? Apalagi bagi anak kepada ayah dalam penentuan kebijakan uang saku *eh.  Aku juga belajar pemberdayaan masyarakat, pendidikan dan pelatihan gizi, ekonomi pangan, gizi olahraga dan manajemen mutu penyelenggaraan makanan. Nah semester ini puncak-puncaknya ilmu gizi bagi strata 1. Jadi benar-benar mendalam dan aplikatif. Daaan proposal skripsi jangan dilupakan yaaaa hahahaha. Ingat syarat PKL harus sidang doeloeeee.
Semester 7 dan 8
Soon yaaa... Kejutan-kejutannya pasti lebih seru, karena ada PKL rumah sakit, puskesmas dan masyarakat. Dan tentunya skripsi.

Nah uda dijelasin kuliahnya ngapain aja. Pasti masih ada aja yang tanya. Setelah lulus bisa jadi apa emang sekolah di gizi? Banyaak sissssss. Ahli gizi rumah sakit, puskesmas, seksi gizi dinas kesehatan, ahli gizi laboratorium, ahli gizi catering, ahli gizi di sekolah-sekolah yang biasanya seperti boarding school, ahli gizi di ACS, ahli gizi di BPOM, konselor gizi, ahli gizi di perusahaan-perusahaan, atau bisa juga bekerja dibagian manajemen seperti bank, perkantoran (seperti nutrifood, indofood), toh kita juga dapat mata kuliahnya. Jadi jangan cuman terpaku di rumah sakit aja. Ahli gizi sangat luas banget ya dedek gemesh!. Atau bisa juga jadi nutripreneur (jarang-jarang looo) dan tenaga pendidik seperti dosen serta masih banyak lagi apabila kamu benar-benar excited dan mendalami ilmu gizi.

Kalo mbaknya sendiri setelah lulus mau jadi apa dan ngapain?
Hahaha makanan tiap hari ketika ketemu orang baru. Aku tidak mematok harus jadi ini itu dalam waktu dekat alias freshgraduated kelak. Aku akan mengkuti alur yang ada saja. Dimanapun saya bekerja ataupun bahkan menikah *ehhh (aku juga tidak tahu. Hahaha).  Karena rejeki, jodoh, kematian itu rahasia Tuhan kan ya. Kalo pas dan tepat di RS yang kesana, kalo dapatnya bukan institusi tapi perusahaan ya uda masukin aja. Aku lebih suka menargetkan jangka panjang. Why? Hallo, hidup gak semudah lo membalikkan tangan. Rencananya, tergetku, sebelum umur 27 tahun aku uda ada dalam institusi pendidikan tinggi baik swasta ataupun negeri. Cita-cita murniku sejak kecil dan penuh restu. Tenaga pendidik!

Kenpa ga di RS atau puskesmas aja mba?
Panggilan hati dek. Tiap orang berhak memilih apa yang dicintainya dan memutuskan apa yang akan dipertanggungjawabkan.

Mbak, jadi ahli gizi gak takut kesaing dan rebutan dengan tenaga kesehatan dan medis lainnya?
Enggak! Justru malah bersyukur banget. Bagi kalian yang uda masuk dan kuliah di ilmu gizi please jangan khawatir. Masing-masing tenaga kesehatan sudah mempunyai kompetensi masing-masing dan etika profesi masing-masing. Jadi, ya pinter-pinternya kita menjaga kompetensi kita biar ga diambil orang lain. Kita pun juga harus mawas diri. Gak usah sok-sok an ambil kompetensi tenaga kesehatan lain dan jadi pahlawan kesiangan. Oiya, kita beda dari yang lain. Berdasaran, hasil bincang-bincang dengan dosen berbagai jurusan bidang kesehatan, gizi itu punya kelebihan yang tidak dimiliki tenaga lainnya istilah mereka “Bersyukur gizi tu, gak banyak rebutan. Masih punya kompetensi yang gak bisa dikerjakan oleh siapapun tenega kesehatan kecuali ahli gizi sendiri. Meskipun ada dokter gizi medik tapi sangat berbeda dengan ahli gizi. Ketika bidan dengan dokter spesialis obgyn, dokter dengan perawat masih sering terjadi ketidaknyamanan. Sudah saatnya masing-masing tenaga kesehatan terus aktif dan menjalankan sesuai kompetensi masing-masing bukan saling hujat dan berebut” Semua tenaga kesehatan tentunya sudah memiliki peran masing-masing. Sudah saatnya kita saling berkolaborasi demi kesembuhan pasien. Sudah tidak jamannya lagi “aku yang paling berkuasa”.

Mbak jadi ahli gizi itu gimana dapat jodohnya? Kan mahasiswanya banyak ceweknya. Bahkan hampir 100% cewek. Kan susah kalo mau dapetin yang sesuai?
Pertanyaan adik-adik galau mau kuliah dimana mah gini, enggak nding, temen-temenku yang kuliah di tempat yang rata antara cowok dan cewek pun tanya seperti ini. simple sih. Dunia luas kan? Apa iya kamu Cuma dikampus doag? Gak pernah kemana-kemana? Salah kamu sendiri. Justru, karena di dalam kelas banyak ceweknya membuatku tertarik untuk mengikuti kegiatan diluar kampus yang notabene dari berbagai universitas. Nah kan ga cewek semua. Buat cari jodoh? Gak sama sekali. Buat aktualisasi diri saja. Karena tidak semua hal itu bisa dilakukan cewek dan mesti butuh bantuan cowok. Jadi bisa aja kan kita ketemu di jalan, kereta, pesawat, dekat kamar mandi, organisasi, masjid, musola, atau tiba-tiba datang kerumah atau mungkin tetangga lo sendiri atau temen SMA, SMP, SD, TK, PAUD,Play group, temen kerja, temen project, volunteer dan banyak lagi. Itu bagiku pertanyaan kliese dek. Buktinya apa? Ya masak aku critain disini. Sangat tidak etis. Hahahahaa.
Nah itu tadi ceritaku mengenai aku dan ilmu gizi. Semoga bermanfaat yaaa. Aku emang suka nulis santai dan alay kayak gini. Ini aku tulis karena biar gak lupa saja. Memory manusia itu terbatas. Jadi tidak semua moment itu dapat kita ingat. Dan kenapa tulisannya alay? Ngalir aja biar cepet selesai dan ganti ngerjain tugas sekolah *eh kampus nding.

Spesial to my lil sisters :*
Sabtu, 03 Juni 2017

Jogja 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...