Langsung ke konten utama

Aku dan Curhatan


Curhatan merupakan curahan hati atau dalam artian mengungkapkan sesuatu yang ada dalam benak kita atau membagikan apa yang dirasakan kepada orang lain. Banyak orang sering curhat karena suatu hal. Mulai dari hal karena galau (bahasa ABGnya), ada masalah hingga berbagi kebahagiaan. Curhat ini dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.

Sejak dulu curhat marak dikalangan remaja hingga dewasa terutama dalam masalah cinta. Sayangnya, curhat mulai dinilai berlebihan oleh kalangan muda dengan cap baper, alay, lebih, caper atau galau. Emang yang namanya curhat itu karena ada sesuatu yang tidak sesuai ekspetasi dan bentuk pengungkapan emosi.

Terus, kalo menurutmu wajar gak?
Wajarlah, tapi dalam batas dan yang diajak curhat harus benar-benar orang yang tepat. Setiap orang pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri kan? Makanya kita butuh orang lain walaupun hanya untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. Masak mau bicara sama tembok terus? What do you mean?

Tipe orang yang suka curhat gak kamu?
Suka. Bagi aku curhat sangat berfungsi untuk megendalikan emosi yang meluap.

Biasanya curhatin apa saja?
Semua apa yang tidak beres dan sekedar basa-basi untuk ngehibur temen. Kadang curhat itu juga memberikan pelajaran bagi lawan kita untuk saling mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Tahu kan, rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita.

Terus sama siapa saja kamu paling sering curhat?
Aku paling sering curhat sama Allah. Apapun aku curhatin ke Allah. Tapi disisi lain aku juga curhat sama sesama. Aku tipe orang yang benar-benar selektif dalam memilih teman curhat meskipun ada banyak teman yang siap untuk mendengarkan kita. Tapi, aku tidak bisa mengungkapkan apa yang aku alami ke sembarang orang. Aku tipe orang yang tidak mudah percaya dengan orang meskipun orang itu udah deket banget dengan aku.

Lantas, kalo masalah pribadi kamu lebih suka curhat sama siapa? Tipe orang seperti apa sih orang yang cocok buat kamu curhat?
Aslinya gak ada tipe, tapi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi saja. Aku lebih suka curhat dengan orang yang lebih ngerti daripada aku dan aku tidak pernah pilih-pilih berdasarkan ras, suku status, jabatan dan lainnya yang berkaitan duniawi. Yang terpenting aman dan nyaman. Aman dalam artian apa yang kita curhatkan tidak bocor kemana-mana bahkan sampai kepada orang yang seharusnya tidak mengetahui soal kita. Nyaman dalam artian nyambung dan tidak berlebihan dalam menanggapi seolah-olah dia dewa atau bahkan takut si penerima curhat tidak bisa memberikan masukan. Aku lebih suka mengalir saja.

Masalah dalam kehidupan itu kan beraneka macam. Apakah kamu hanya curhat sama salah satu orang saja untuk segala hal permasalahan?

Tidak. Semua tergantung porsi masing-masing. For the realnya, misal aku mau mendalami ilmu ekonomi mengenai saham, maka aku belajar dengan anak-anak yang berkecimpung dalam dunia tersebut. Tentunya tidak mudah bagiku untuk terus dengan vulgar mengungkapkan curhatan tentang saham. Aku harus benar-benar mencari orang yang cocok dengan apa yang sesuai dengan kondisi dan situasi. Orang yang tentunya open mind, tidak pelit, tidak sombong dan fleksibel. Aku hanya punya 1 rekan mengenai ini dan satunya kurang open minda jadi yaa gituuu deh. Kenyamanan penting looo!!!
Kalo soal kehidupan pribadi, pendidikan, sosial, pertemanan, masa depan aku lebih suka sama orang tuaku. Di keluarga aku sistemnya open mind bagi anak-anak sehingga mereka tidak takut mengungkapkan apa yang telah terjadi dalam kesehariannya. Oiya aku biasanya juga curhat sama temen deket aku yang aku anggap kakak aku. He is my brother. (gatau aslinya kakak beneran atau enggak. Mungkin dia malu punya adik kayak aku. Hahaha). Ketika aku ada hal yang tidak perlu dicurhatin ke orag tua aku (gengsi ya kadang dikit-dikit ada masalah curhat, padahal masalah mereka lebih gede dari kita hahaha), aku lebih suka curhat sama dia. 

Why? Gak ada yang lain? Bukannya sahabat lo banyak? 
Aku bukan tipe orang yang mudah nyinyir ke banyak orang. Toh belum tentu yang kita curhatin ngerti kan? Aku benar-benar selektif banget.
Why? Karena aku memilih curhat sama itu orang karena pemikirannya unik dan sejalan. Dia itu hanya segelintir temen aku yang kalau curhat tanpa melupakan yang diatas. Walaupun sering kali jawabannya “ sabar, yauda nikmatin aja, jalani aja, semua ada hikmahnya, bersyukur” yang  gak ada bedanya sama orang tuaku but he is very humble. Sederhana. Yang  dijaman millenium ini kalian jarang banget nemuin orang kek gini. Kalo dari sisi negatifnya banyak jadi tutupin aja. Egonya selangit aslinya hahahaha tapi berpendirian. Pemikirannya sesuai ekspetasiku, cukup dewasa dalam menanggapi suatu hal (umurnya juga lebih tua sih ya). He is like my uncle yang jarang pulang jogja dan sukanya marah-marah sama ibuku kalo aku (iya cuma aku doang keponakan kesayangannya) pake barang KW, nyuruh latian nyetir mobil dengan dalih apalah itu (naik motor aja takut, traumatik), gak terima kalo aku dimarahi ibuku (ini bikin aku kapan mandiri euyyy) ini itu dan pusing pala ponakan. Hahahaha. Anyway, kalo aku lagi curhat, sometimes ak kayak ngomong sama uncle jelek aku. Hahaha. Asli mirip. Yaa lumayan pengganti paman aku yang super duper sibuk nyekolahin anaknya. Terus, dia bisa nyimpen rahasia (njamin? Gak ada yang bisa menjamin orang itu baik, kecuali kita mempercayainya sendiri bahwa orang itu baik). Yang jelas ngingetin kalo aku lagi lupa sama yang diatas. Unik kan? Pemikiran sederhana, moody (kalo lagi gak mood dia gak balas atau cuma pendek kayak chat dari mantan), ego selangit, kindheart, jalannya masih lurus gak cuman duniawi (ini langka ya guys!), lucu, humoris (agak receh sihh untung akunya receh jadi gampang ketawa aja), santai orangnya (gak ambisius jadi santai bingiiit) dia adik guru ngaji favorit aku (asli beda banget sama kakaknya) yang dulu suka ndongengin aku. I really miss her so much. Andaikan aku anak kecil terus. Aslinya dia lebih galau daripada aku, tp sok cool aja, sok tegar masih nanggepin curhatan alayku. (cukup)
I hope, dia gak kapok aku curhatin dan moodynya hilang (aku masih punya fase PKL, skripsi soalnya. Hahaha). Semoga masih mau aku recokin masalah skripsweet yang sekarang aku dan temen sekelas masih di php. Mmm semoga dia nikah sama mbak pacarnya setelah aku selesai skripsweet jadi aku gak perlu cari orang kayak dia. (because, skripsweet need sweet person like you). (oiya dia uda punya pacar kakakku tapi aku gak pernah dicritain. #efek adik durhaka. Aku doain bahagia selalu saja.

Yang lain? Kalo masalah cinta?
Aku lebih suka sama Allah. Aku santai  sih kalo ini. Hahaha yaa belajar dari yang lalu saja. Udah bukan anak ABG yang main kode juga kan? (soalnya rada oon kalo main kode ga ahli gitu) Hahaha. Jadi stay calm. Cuma kalo misal ada yang keterlaluan aku uda ngasih jalan “no” orangnya masih aja recok nah uda aku serahin sama temen kampusku yang uda berpengalaman kredit pacar 7 tahun. Hehehe. Intinya, prinsipku laki-laki memilih dan wanita memutuskan. Simple kan?  toh kita gatau jodoh kita siapa. ibarat yang pacaran kek kredit rumah aja bisa aja nikahnya sama org lain atau sahabatnya sendiri (asli lo ini temen aku), atau bahkan bisa aja sama temen TK, SD, SMP, SMA, temen deket atau bahkan pas di kereta, pesawat, atau grab Wkwkwkw. Kalo soal cinta-cintaan ini banyak cewek-cewek rumpik aku libatkan. Itung-itung sekalian makjomblang kan hahaha.

Katanya punya sahabat rumah?
Nah aku seringnya sama lita kalo bener-bener all about my life. Soalnya dia embernya masih bagus dan pemikiran dewasa juga. Dia apa adanya, sederhana juga, sayang ibu bapaknya, love deh. Kalo yang lain ya sekedar gak pribadi banget meski juga sahabat. Hehehehe. Semoga elu juga masih stay jogja yaa,,, aman sihh orang duluan aku masuk kuliahnya hahahaha. But, kenapa kita satu kubu kesehatan yaaa. Dan kalo curhat sampe jam 12 malam sampe diliatin pak ngaliman terus hahaha.

Kesimpulannya :
Curhatlah pada tempatnya dan pada orang yang tepat. Saling menghormati dan menghargai itu penting dalam curhat mulai dari sikap, sifat dan lain-lain sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Dan jangan lupakan Tuhan kalian!
Selamat sore

Istiani R
*apa yang kamu baca belum tentu tentang kamu, dan apa yang aku tulis belum tentu tentang aku (dwitasari)
dari pada di sosmed mending disini kan ya, paling cuma 1-3 orang dan yg liat cuma slah pencet. kecuali netizen2 kesayangan lo ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...