Lagi lagi lagi dan lagi. Ketika saya
berusaha melupakan semua yang terjadi di masa lampau dan berusaha
menghindarinya. Saya malah terjebak pada situasi kondisi itu lagi. Seakan-akan
apa yang saya jauhi sengaja mendekat menetap dan kemudian menghilang. Saya sudah
berusaha untuk menghindari semua apa yang telah membuat saya sakit sendiri.
Gagal gagal gagal dan gagal. Semua
bergitu saja datang tanpa permisi. Meskipun saya sudah menghindari lari kesana
kemari tetap saja menemuinya. Letih sekali rasanya karena semua ini saya
sendiri yang merasakannya. Tidak ada yang tahu mengenai hal ini. Saya lebih
diam dan tidak menceritakan ke semua orang termasuk orang-orang dekat
terpercaya. Saya tidak ingin mereka salah persepsi dan mengatakan apa yang saya
lakukan benar. Saya tidak membutuhkan itu.
Saya lebih memilih untuk
menikmati sendiri meski menyakitkan bahkan membuat diri untuk bangun pun
terlalu berat. Saya lebih memilih bercerita kepada Tuhan dan seorang psikolog
klinik dan menjadikan diri ini pasien. Saya benar-benar tidak sanggup jika harus
terus memendam sendiri tanpa ada perantara. Saya memilih psikolog yang bukan
teman saya sendiri karena saya ingin benar-benar murni mendapatkan jawaban bukan
hanya belas kasihan belaka.
Ini sangat melelahkan bukan?
Kenapa saya harus mengulangi
kesalahan yang sama?
Kenapa saya harus jatuh pada
orang sama lagi?
Kenapa saya sulit untuk menerima
kesalahan orang?
5 tahun bukan waktu yang pendek. Saya
harus jatuh bangun terjebur lagi lagi dan lagi. Saya setiap hari membayangkan
bersama orang yang sama dan dengan bebasnya memaafkan masa lampau. Salah. Ternyata
saya salah.
Hal yang paling buruk dalam
kehidupan saya adalah mencintai orang yang salah di setiap waktu dan membiarkan
orang lain tersakiti karena saya tidak bisa menerimanya. Dan yang paling buruk
lagi semua orang tidak mengetahui hal ini. Mereka hanya tahu saya dikelilingi
orang-orang yang tulus mencintai saya dan bisa mendapatkan dengan mudah apa
yang saya inginkan. Klise memang, tetapi bukan itu yang selama ini saya cari.
Bukannya tidak bersyukur, tetapi saya tidak bisa memaksa dengan siapa saya
mencintai. Bodoh memang. Semua orang pasti tertawa setiap kali mendengar
jawaban penolakan diri ini. Mungkin semakin tertawa ketika tahu siapa yang
telah membuat saya harus jatuh bangun jatuh bangun entah sampai kapan.
Sekarang hal itu terulang
kembali. Ketika saya sudah menetralkan semua yang telah terjadi tiba-tiba semua
itu datang kembali dengan rasa yang sama. Ini bukanlah sekedar baper-baperan
ala anak-anak ABG loo. Orang sejak ABG rasanya juga masih sama. What A Pitty!
*Kembali serius
Ingin rasanya berkata “kok gak
ngerti sih?” “Atau emang pura-pura gak ngerti?” Tapi sayangnya itu bukan hak
saya. Ingin marah tapi juga sama siapa dan bukan hak saya. Yang bisa hanyalah
bicara melalui pena belaka. “Jika kamu pergi lagi berarti orang jahat yang
pernah saya temui. Benar-benar orang yang sama sekali tidak pernah mengerti. Kadang
juga bisa dikatakan pengecut. Datang dan pergi seeanaknya.”
Tapi, kamu yang saya kenal
bukanlah seorang pengecut bukan. Segala baik dan burukmu kamu bukankah pengecut
bukan. Hanyalah tindakan yang akan membuktikan.
Lantas, mau sampai kapan seperti
ini? sudah capek hati bukan? Entahlah. Yang jelas sampai semua doa saya
terjawab oleh yang Maha Kuasa. saya hanya ingin melihat dengan mata sendiri apa
yang akan terjadi. Sesakit ataupun sebahagia apapun itu.
Yang jelas saat ini saya memang
membutuhkan dia. No more. I need him. Tetapi kalau dia tidak membutuhkan saya? Itu
tergantung persepsi dia. Kalau dia prinsipnya mutualisme yang pasti akan pergi. Saya membutuhkannya bukan karena memanfaatkannya. Tidak sama sekali. Tetapi saya benar-benar butuh sosok sepertinya. Sosok yang seperti apa yang sesuai dengan apa yang membuat saya nyaman untuk berbagi segala hal.
Saya memang punya sahabat-sahabat yang tentunya jelas ada tetapi bukan itu yang saya cari. Tidak semua orang bisa menerima kita dan sebaliknya. Saya juga tidak berharap terlalu banyak mengenai hal ini. But, donno what should i do when he leave me. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika dia benar-benar tidak peduli. I don't have a man like him. :(
Saya hanya bisa mengutuk diri betapa tidak beruntungnya diri ini dan seraya berkata "Kok gila yang bisa-bisanya mencintai orang yang sama sekali nggak mengerti?"
I hope he doesn't read this quotes. Its so embarrassing! Wkwkwk
Saya memang punya sahabat-sahabat yang tentunya jelas ada tetapi bukan itu yang saya cari. Tidak semua orang bisa menerima kita dan sebaliknya. Saya juga tidak berharap terlalu banyak mengenai hal ini. But, donno what should i do when he leave me. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika dia benar-benar tidak peduli. I don't have a man like him. :(
Saya hanya bisa mengutuk diri betapa tidak beruntungnya diri ini dan seraya berkata "Kok gila yang bisa-bisanya mencintai orang yang sama sekali nggak mengerti?"
I hope he doesn't read this quotes. Its so embarrassing! Wkwkwk
Komentar
Posting Komentar