Langsung ke konten utama

Jawaban Tante Kala Itu

Waktu aku SMA pernah bertanya pada tanteku dengan sok-sokan dewasa. “Tan, cinta bisa tumbuh gak dalam ketidakbahagiaan?” Waktu itu tanteku bingung mau jawab bagaimana. “Dalam seberapapun kesedihan pasti ada sepercik kebahagiaan didalamnya”. “Maksudnya tan?” Aku emang bego banget kala itu. Lola banget. Hahaha.
Sekarang aku baru ngerti apa yang dimaksuud itu semua. Parahnya lagi aku mengalaminya. *garuk aspal. Kemarin, di sela-sela silaturahmi aku video call dengan paman aku yang kedua. Aku punya dua paman didunia ini. They are very kind and cutez. Kalo “Om” ada banyak, tapi karena dari kecil aku deketnya cuma sama mereka berdua. Maklum ya, aku ponakan pertama mereka. Hahahaha so what i want selalu cling ada di depan mata aku *ampuni hamba.
Balik lagi ke jawaban tante. Nah kemarin aku curhat sama pamanku mulai lulus mau kemana sampai ditanyain lagi sama siapa . Nah saat aku cerita soal jawaban tante kala itu dia Cuma bilang “rasakan loo” hiksss. Parahnya lagi dia malah mulai agak miring. “Makanya kalo mau dikenalin sama teman kerja mau. Makanya main kesini. Dia dulu anak ITB lulusan 2012, agamanya bagus bla bla blaaaa” *ingin rasanya makan arang.
Setelah itu baru serius.
“Iya. Beneran. Gue ngrasain. Gue kejebak. Bodo banget emang. Dan gue baru ngerti akan jawaban itu. Cinta bisa saja tumbuh dalam ketidakbahagiaan. Sayangnya gue belum nemu sepercik kebahagiaan itu. Gue bahagia kalo rasa  cinta itu hilang. He is my bestfriend, God . “
Terus? *Paman KEPO
“Ya gue gatau. Ya masak gue suka sama temen gue sendiri? Ntar gue curhatnya sama siapa? Kalo dia menjauh? However, misal dia tahu dan menjauh. Actually, Gak banget sih kalo gitu, bantuin kali ya harusnya biar gue gak cinta sama dia. Tapikan gatau gue, dia tipe pengecut, gantleman atau apa”
Caranya?
"Ya tetep temenan biasa aja. Kayak biasanya. Kayak sahabat biasa. Soalnya kalo saling menjauh gue yang sakit malahan. Hahaha."
Kok kamu agak oon ya? Masak iya? Meragukan aku
"Hahahahaha gue bukan tipe baperan kali, yang tiap perhatian gue persepsikan cinta. Gak sama sekali. Gue orangnya easy going kayak paman aku hahaha. Sahabat juga bisa kali panggil sayang. Tapi gue bukan tipe PHP. Pokoknya profesional lah kalo masalah kek gini. Dah basi baper-baperan. Kalo emang pacar beneran baru baper hahahaha"
Ponakan aku uda mulai tumbuh dewasa ini. *Tumben memuji
"Jelassss"
“Liat aja besok. “ Sok misterius
Ya.
“Mau tau obatnya?” *Sok-sok ala tabib
Apa?
“Habis lulus perjanjian di atas materaimu kan habis kontraknya dan itu dinyatakan kamu boleh menikah.” *Makin Ngacau
Sama siapa? Kambing?
“Ponakan oon gak sembuh-sembuh. Simbok (re : nenek) berdoanya gitu biar lebih aman dan tentram”

Berharap Geisha lewat sambil nyanyi “Cobalah mengerti” sambil bawa kambing 100.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...