Langsung ke konten utama

My Promise

Jujur aku lelah dengan semua ini. Aku ingin mengakhiri semua ini. Aku tahu, aku sadar sedari awal aku jatuh cinta. Seharusnya tidak aku teruskan kala itu. Tetapi kenapa aku tetap kuat bertahan? 4 tahun sudah semua harus berhenti saat ini. Saat semuanya telah jelas. Tak perlu diskripsi ataupun narasi untuk menjalaskan semua. Karena aku sadar diri. Aku harus pergi.
6 bulan yang lalu aku benar-benar jatuh dan terpukul setelah mengatahui semua ini dengan mata kepala sendiri. Rasanya tidak terima. Aku pun berjuang untuk melupakan ini semua. Hingga saat ini. Aku sedikit lega karena semua keadaan hati sudah mulai normal. Tapi kenapa kemarin kamu datang kembali? Mungkin karena aku belum sepenuhnya merelakan ini semua. Bagaimana aku merelakannya? 4 tahun bukan waktu yang pendek. Mungkin bagimu hanya sebuah kealayan (hal yang berlebihan). Tapi kamu salah. Kamu bilang pada saat itu, kamu tahu dan aku lebay. Laki-laki macam apa kamu? Ketika aku pertama kalinya merasakan cinta yang sesungguhnya, jatuh cinta yang bukan sekedar cinta monyet, cinta yang benar-benar real. Tetapi kenapa semua ini hanya dipandang sebelah mata? Kenapa aku jatuh pada orang yang salah? Kenapa aku masih bertahan? Cukup! Aku sudah tahu jawaban ini semua. Semakin aku membahasnya semakin aku terpuruk. Semakin aku jatuh dan yang ada menambah sesak. Aku memutuskan untuk membuat janji untuk diriku sendiri. Thats my promise

1. Aku akan melupakan dia dan tidak akan menghubungi kembali (kecuali masalah profesionalisme kerja yang sangat urgent)

2. Aku akan menghapus semua kenangan dengan dia dan tidak akan mengaitkan hal-hal yang berkenaan dengan dia

3. Aku tidak akan membuat pm, DP yang dapat menimbulkan komentar dia dan aku tidaka akan mengoment apapun dari dia.

4. Aku tidak akan jatuh cinta lagi pada seseorang sebelum orang itu mencintai. Aku tidak akan mencari-cari orang untuk membantu proses move on sebagai penggantinya. Karena sama saja pelampiasan.

4.Tidak menutup diri lagi ke orang lain, berteman dengan siapapun tanpa pilih kasih.

5. TIDAK BERHARAP APAPAUN BAHKAN TIDAK BOLEH BERANGAN_ANGAN BERSMANYA.

6. Membuka hati dan melupakan ini semua!!!

 Hingga pada akhirnya aku tersenyum melihat kenangan dulu tanpa ada rasa penyesalan, sakit, bahkan dendam

sudah saatnya membuka lembaran baru, hidup baru dan mimpi-mimpi baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...