Langsung ke konten utama

Togetherness can be Painful (Si Ketupat dan Para Gak Jelas)




Kebersamaan itu dapat juga menyakitkan. Menyakitkan jika yang bersama kita itu menghkhianati dan pura-pura peduli dengan kita. Kebersamaan yang dibangun hanya dasar asas biar pekerjaan cepat selesai dan bersama jika lagi butuh akan lebih menyakitkan juga. Ibaratnya habis manis sepah dibuang. Seperti itu. 

Seperti kado special yang aku dapatkan dari seseorang yang selama ini dalam lingkungan saya. Seseorang teman dekat yang telah menjadi senior-senior saya. Kado special ini aku dapatkah di hari tahun baru Islam pagi ini.

In the morning
Tiba-tiba ponselku berbunyi dan dibuka oleh adikku. Biasa, dengan heboh dia membacakan isi sms tersebut dari seseorang sebut saja ketupat. Ketupat ini adalah seserorang yang sering aku ceritakan sebelum-sebelumnya. Seseorang senior saya yang sering saya sebut Tuan Awan. Tapi saat ini, sepertinya lebih cocok saya sebut ketupat. Isinya, tentang pengumuman pengambilan sampah warga yang telah menjadi progam kerja suatu organisasi yang saya ikuti bersama ketupat. Pengumumannya bahwa jam 7 diminta buat kumpul dan kedatangannya demi “kebersamaan bersama”.

Tapi, tak seorang pun sahabatku sms kecuali Petty. Dan dia juga sedang bersih-bersih rumah sepertiku. Alhasil kami jam 8 baru nyusul disana. Tak ada seorang pun ada. Aku sms ke ketupat sama temennya dia sebut saja Mas Te.

Ketupat : uda selesai dek
Mas T : panjang banget pesannya.(maaf uda selesai. Ketupat sama si X ada acara..saya juga ada acara dikampus jam 9. Td Cuma ambil beberapa. Maaf td mruput soalnya ketupat ada acara besok dan ak jg ada praktikum jan 9)

 Tak lama kemudian Mr Te datang dan menceritakan acara sebenarnya si  ketupat dan Mr X itu tanpa permintaanku. Ketupat pergi ke Dieng hari ini. Dan tau gak dia pergi sama siapa ? Mr. X dan Ms. Y yang selama ini udah janji mau ngajak dan beri tahu kalo mau ke Dieng. Memang, harusnya hari ini aku sama mereka berencana ke Dieng. Kerana aku sama Mr X  masih UTS maka diundur. Padahal aku juga uda nyiapin buat semuanya. Jaket, sepatu, dan perlengkapan lainnya? Tapi apa kata mereka? Pergi tanpa memberi tahuku. Bahkan dia gak ngasih kabar kecuali tadi aku sms. Dalam hati sakit itu pasti. But, stay cool and calm are more better. Aku menampakkan wajah tak minat ke Mr Te. Dia semakin gila mungkin, malah bilang ikut kalo seumpama besok tak ada praktikum. Fine. Dan yang terkahir dia sok-sok nawarin ke ugm *acara pamer bribikan kaliii...
Stay cool out crying in

Sahabatku, Mami, tiba-tiba sms dan ngasih saran pedas dikira aku sama ketupat yang bikin cara ambil sampah tadi pagi. Dan aku cuma balas dengan forward sms dari Mr.Te tapi lupa gk tanamain dia. Dan siangnya dia marah sama aku dan Petty hingga malam ini.
Buat ketupat, terimakasih telah mengajarkan kesabaran dan hadiah ulang tahun di 1 Muharram ini. Terimakasih telah memberikan arti dari kata kebersamaan itu sendiri. Terimakasih telah membuat sadar apakah anda layak sebgai Tuan Awan yang selama ini aku tahu. Itukah selama ini kebersamaan yang kamu definisikan? Datang dikala butuh? Cukup ketupat, tak perlu kamu pura-pura sok care, humble, polos, dan lain sebagainya. Buat apa? Demi kebersamaan? Kebersamaan? Kebersamaan karena ada acara sendiri terus dengan enaknya memberikan petuah kebersamaan bla bla dengan alasan kamu sendiri pergi ke Dieng bersama MR X dan MS Y? Aku tahu kok, awalnya Cuma kamu doang dan yang lain ngikut. Tapi sama aja, ketupat! Ketupat, maaf saya sudah tak lagi percaya. Maaf saya orang yang paling tak suka dikhianati dan dibodohi. Saya memang gadis yang masih menyelubungi kebodohan. Aku hanyalah gadis yang berusaha menerima semuanya. Aku hanyalah gadis kecil yang mudah kamu bohongi dan bodohi.
Maaf ketupat, bila esok saya tak lagi menjalani tugas di tempat kita biasanya. Maaf. Mindset pikiran tak lagi seperti dulu. Ibaratnya, kayu yang telah pernah dipaku. Aku berusaha mengiklaskan tapi tetap berbekas.

Ketupat, kamu juga yang membuat sahabatku jadi marah dan diemin aku gara-gara jarkom dari kamu yang gak sampai dan mendadak. Setelah itu baru satu jam, kalian udah pergi. Fine!!
Ketupat, aku tahu kamu lebih dewasa, lebih cerdas, dan lebih bijak. Sayangnya, kamu licik dan kurang memperhatikan orang lain bahkan yang kamu anggap remeh.

Buat MR X dan MS Y terimakasih telah mengajari saya tentang pengkhianatan. Kalo kalian niat dari awal ngajak pasti nawarin meski super mendadak. CUKUP ya MR, MS, saya tak lagi bisa percaya lagi.

CUKUP
Yang namanya kebersamaan itu gak Cuma seenaknya saja. Gak seenaknya memnuhi kebutuhan sendiri. Jangan melabelkan kebersamaan jika masih mengandung unsur kebutuhan individu. Buat apa dewasa tapi pengkhianat? Buat apa memimpin yang menggembor-gemborkan kebersamaan tapi palsu?

Terimakasih buat sahabat super kece si Petty yang uda tau perasaanku, yang uda nganter aku ke pundak gunung purba, yang uda ndengerin curhatanku bareng Jengkelin dan dan mami yang tambah marah sama aku.. its fine!!!

00.00
26 Oktober 2014
IR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...