Langsung ke konten utama

My Lovely Teacher

Selamat tahun baru, sahabat.
Semoga tahun 2018 menjadi pribadi lebih baik dan penuh berkah ya.
In the first, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah datang dan pergi di tahun 2017. Saya juga memohon maaf kepada semua pihak apabila banyak kesalahan dan kekecewaan terhadap saya.
Untuk postingan blog pertama kali saya akan mempersembahkan untuk salah satu guru favorit, my lovely teacher.
Dia adalah Guru Ngaji Aku
Saya sejak umur 2-3 tahun kalo gak salah sudah ikut mengaji di Taman Pendidikan Al-Quran. Pada suatu hari saya tempat mengajinya dipindahkan. Saya bersama 9 orang lainnya berada di rumahnya Mbak Epi. So lucky, memang sejak kecil entah umur berapa saya suka main di rumah beliau. Why? Gatau juga kenapa saya bisa sampai sana ditungguin Ibuku. Yang jelas Mbak Epi (Panggilannya) punya banyak boneka. Saya tidak teralu tertarik dengan boneka sih sejak kecil, tapi seingatku beliau juga punya mainan mobil-mobilan. Entah kenapa saya betah main disana.
Finally, in the first time saya belajar sama beliau. Kebayang kan senangnya? Hahaha. Saya tidak bisa menuliskan dengan kata-kata. Saya setiap hari bersama teman-teman berebut alias dulu-duluan berangkat biar bisa dapat nomor satu untuk diajar. What a wonderful moment. Oiya, hal konyol yang saya lakukan adalah berangkat saat adzan asar setiap hari. what do you mean? Konyol kan, betapa konyolnya saya dulu. Saya sholat asarnya habis ngaji demi dapat nomor satu. Konyol banget. Saya paling tidak suka kalau keduluan teman-teman. Saya akan menangis sama ibuku kalau saya berangkatnya keduluan teman-teman. Malu-maluin gimana gitu kan?
For the socond, saya paling suka hafalan sama beliau. Kalau sudah hafal nanti ditanda tanganin pada kertas warna pink untuk hafalan doa dan warna biru untuk hafalan surat-surat pendek. Saya paling suka kalau beliau nandatanginnya yang panjang. Menurut saya tanda tangannya bagus waktu itu. Saya sedih kalau Cuma diparaf (Asli ini alay banget waktu itu).
Selanjutnya, saya pernah dimusuhin teman-teman gara-gara for the best student. Waktu itu saya sama mbak-mbak yang kepilih. Nah saya yang diminta untuk milih antara buku atau pensil. Saya pilih buku lah ya. Nah teman-teman saya iri karena saya yang disuruh milih (mungkin kagak terima kali ya, lupa saya). Yang jelas saya tidak begitu suka main sama cewek-cewek seumuran  karena banyak mengalah. Saya paling suka main sama tetangga yang mas-mas, jadi menangan terus (ini saya ceritakan besok tentang es yang aku minum tanpa izin temanku, sama kepala dia yang saya pukul pakai sendok sampai nangis).
Kemudian, ketika hujan turun deras mesti banyak yang gak berangkat mengaji. You know, saya dengan entah kenapa ya tetep saja berangkat padahal jalan becek, hujan deras dan kadang ditambah petir. Sekali dua kali tidak jadi karena tidak ada yang berangkat. Kadang juga diajar beliau sendiri dan lebih memilih didongengin. Tapi saya lupa beliau cerita tentang apa. Yang jelas saya dikasih roti, minum dan dongengnya kayak buku komik. Seru banget asli. Ini membuat saya jadi tertarik pengembangan media bagi anak-anak ketika bakti sosial. Mesti kalau pas dapat jatah megang anak-anak saya selalu ingat moment ini. Soalnya seru banget.
Oiya, saya sampai mencontek gaya beliau mengajar. Itu aku praktikkan dirumah bareng setan-setan (alias sok-sokan jadi guru dengan murid gaib) dan ini terjadi juga pada adik-adikku. (Kalau diliat orang lain ya dikira saya anak gila kan ya). Saya lebih suka ngajar setan daripada diajak main teman cewek seumuran. (Jadi bingung dulu saya kenapa bisa seperti ini). Tetapi kalo diajak mas-mas main kasti atau nyolong tebu semangat 86. What a pity.
Selain gaya belajar, juga kamar beliau. Gila banget saya. Ya Allah betapa konyolnya. Saya meminta almari yang mirip punya guru mengaji saya, kasur dan sprai bahkan kamar yang sama kecuali boneka. (Semoga anak saya kelak waras tidak seperti ini Ya Allah, Amin). Saya ikut-ikutan cara belajar beliau, sholat beliau dan kekaleman (tapi ini gagal banget nget). Semua saya contek.
Kemudian, waktu bergulir begitu cepat, sebagian teman-teman dipindah untuk lebih memperdalam cara baca. Tetapi saya tidak mau ikut dipindahkan. Saya mengancam pada ibu saya apabila dipindahkan maka saya tidak akan mengaji lagi. Saya akhirnya menetap. Saya lupa kenapa saya dulu mau pindah. Tapi kadang saya akan kembali lagi. (Semaunya saya banget ya L)
Waktu terus berjalan. Saya, kadang main di rumah beliau. Saya suka banget cerita gak jelas sama beliau, sampai-sampai idola saya. Oh my God. Its so shame. Memalukan ya. Semoga beliau sudah lupa. Hingga pada akhirnya beliau menikah pada tahun 2012. Setelah itu, jarang banget saya bertemu beliau hingga saat ini. Oiya, beliau juga mengajak ngaji juga di tempat guru beliau. What a awesome. Tetapi saat semester 6 saya mulai tidak ikut karena (tahu kan ya kuliah di terapan kesehatan itu bagaimana jadwalnya). Finally, meskipun jarang ketemu, But, i always love you, mrs!!! Saya akan selalu ingat nasihatmu waktu saya SMP!



 
source : Pinterest

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...