Langsung ke konten utama

Me Time Bareng Antalogi Rasa Karya Ika Natassa




Kejadian itu terjadi di kota metropolitan pada bulan Oktober lalu. Di tengah hiruk pikuk pekerjaan rumah sakit yang tidak pernah berhenti saya melakukan “me time”. Me time bagi saya sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari apalagi waktu menghadapi padatnya kegiatan yang tak kunjung selesai. Me Time bagi saya sangat bermanfaat untuk menghidupkan energi positif yang mungkin mulai menipis dalam diri. Me time bukan berarti lari dari tanggungjawab yan sahabat. Bagi saya, me time tidak harus traveling ke sebuah tempat yang sepi seperti pantai, gunung atau tempat-tempat manusia muda biasa menghabiskan waktu seperti caffe-caffe yang baru trend atau istilah mudanya ngehits.
Me time merupakan cara menyisihkan sedikit waktu untuk mengumpulkan energi positif dan meletakkan beban sebentar. Cara me time  saya salah satunya yaitu pergi ke toko buku favorit yaitu gramedia. Pada waktu itu saya pulang dari rumah sakit langsung ke gramedia tanpa pulang dulu untuk lebih menghemat waktu. Saya biasa mengajak teman untuk pergi demi keamanan di kota metropolitan ini. Saya mencari toko buku terdekat yaitu gramedia Manyar.
Saya akan mengelilingi seluruh rak buku yang ada di toko buku. Membaca buku yang telah dibuka atau sekedar melihatnya saja. Itu me time bagi saya. Nah, pada saat mengelili rak saya tertarik untuk mengambil novel karangan Ika Natassa. Sebelumnya saya pernah membaca karangannay yang berjudul Critical Eleven. Saya suka dengan jalan dan isi ceritanya yang dewaasa dan realistis. Meskipun itu hanya novel bukan kisah nyata yang khusus. Saya tertarik untuk mengambil Antalogi Rasa karena dari sinopsisnya yang membuat penasaran. Selain itu saya juga mengambil buku Chicken Soup for the Soul Kekuatan Berpikir Positif.
Tetapi saya akan membahas yang Antologi Rasa dulu. Novel ini menceritakan dengan latar belakang seorang pegawai bank yang memiliki kisah cinta yang unik. Bisa dibilang seperti friend zone yang tak berujung. Setiap perjalanannya diceritakan dengan bahasa yang real dan seru untuk dinikmati. Bahasa yang dewasa membuat daya tarik tersendiri bagi saya. Novel ini mengajarkan pada saya bahwa “setiap orang pada akhirnya akan tersakiti dan menyakiti”
Kehidupan di kota metropolitan seperti halnya yang ada di novel ini. Pada novel ini saya menjadi mengenal bagaimana hiruk pikuk kota metropolitan dan terjadi seperti yang saya jalani. Dari novel ini saya menjadi mengerti apa yang harus saya lakukan. Nah berikut tips-tips yang telah saya jalani selama di kota metropolitan dengan segudang hiruk pikuk dan teman baru dengan ciri dan kehidupannya yang berbeda dengan kita.
Saat di kota metropolitan sudah waktunya saya untuk tidak wasting times, calory, etc. Yaaah seperti yang dikatakan Keara dalam novel antalogi rasa. So?
1.       Jangan buang waktumu dengan sia-sia untuk mencintai hal yang tidak mencintai kita. Apapun itu.
“Three years of my wasted life loving you”, Keara
Yeaa, begitulah kadang hidup. Sadar juga kalo udah tau waiting sampai sinting kalo pada akhirnya nothing. Apalagi kalo bukan cinta, rasa, ambisius. Tapi, disini membuatku sadar. Bahwa hidup tetap harus berlanjut kan? Walaupun nothing kita tetep mesti tetap berjalan melewati hari-hari kan. Bagiku, meskipun kita sudah tidak ditakdirkan bersama misalnya loo ini misalnya, tetapi kita tetep berhak memutuskan hal yang sesuai dengan kebahagiaan kita. Dan bahagia setiiap orang itu versinya beda-beda.
Naah ini Tante Ika buatin wejangan “What if in the person you love, you find a best friend instead of a lover”.

Tapi kadang semakin kita dibuat sakit hati malah semaikin cinta. Bener engga ya?
Lagi-lagi ini dikatakan dalam novel Antologi Rasa “The more you make me suffer, the more i find i love you”
2.       Kadang kita memang dituntut melakukan hal yang kita benci atau tidak sesuai hati kita. Tapi yakinlah, badai pasti berlalu.
If you ask me if i’m happy with my job right now, well. This is just something i do in between weekends. To afford these shoes, this handbag, this watch. Kalo boleh milih, gue Cuma ingin jalan-jalan keliling Indonesia, keliling dunia, and do nothing but takes pictures. Keara
Kadang dipikiran saya juga terlintas seperti Keara. Tapi, bagaimana pun juga Keara tetap menjalani pekerjaannya. Dan banyak jalan menuju roma. Dia mencuri-curi waktu sibuknya buat melarikan diri berpesta ria dengan kameranya. Pergi belanja, ke pantai dan melakukan hal-hal yang dia suka.
Demikian pun yang saya lakukan. Ketika saya ada waktu luang meskipun hanya 3 jam dalam sebulan,, saya menyempatkan diri untuk shopping atau hanya sekedar makan-makan bersama teman-teman. Bukan berarti foya-foya lo ya? Saya menghabiskan waktu untuk shopping ria demi kelancaran otak saya belaka. Ini salah satu me time saya juga. Tapi, yang saya gunakan uang saya sendiri hasil kerja keras saya sendiri lo bukan uang bulanan dari orang tua. Saya sejak SMP memang berprinsip kalau mau happy sesuai keinginan saya berarti saya harus usaha. Jadi, jangan malu buat cari uang!.
3.       Kita tidak bisa masuk dalam jalan cerita sehari-hari orang lain yang kita kenal. Just be your self.
Saya memiliki banyak teman baru disana. Para praktikan maupun staff yang telah bekerja dimana tempat saya magang. Mereka memiliki kriteria dan kehidupan yang beranekaragam. Menghormati itu pasti. Tetapi bukan berarti kita ikut-ikutan masuk dalam budaya mereka. Untungnya sebelum saya sempat bertemu dengan salah satu teman saya yang ternyata punya kehidupan “wine-wine solution” saya telah membaca buku Antalogi rasa terlebih dahulu. So, tidak kaget dengan kehidupan mereka dan dengan mudah kita beradaptasi karena sudah tau jenis-jenis wine, cara gaya hidup mereka. Ini saya tidak ikut-ikutan sama sekali. Hal ini saya tau dari cara Tante Ika Natassa menyampaikan jalan ceritanya yang mendalam. Dengan sudut pandang berbagai tokoh membuat cerita ini makin ciamik dan didalami.
4.       Ok, Its Enough
Akhir cerita tidak harus bahagia kan? Begitupun juga dalam kehidupan kita. Novel ini menceritakan, bagaimana kita harus merelakan, sabar dan menerima. Kita tidak bisa memaksa orang yang kita cintai untuk mencintai kita. Seperti cinta Keara pada Rully, cinta Rully pada Denise, Cinta Harish pada Keara. Semua akan indah pada waktunya.
Happy Reading.
Have a good day, dear


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pantai Gesing dan Ngularan (Teras Kaca) Trip

Hallo guys! Long time no see ya. Kali ini saya akan menyempatkan untuk blogging kembali. Edisi di tahun 2019 ini akan diawali di bulan April yaa. Akan banyak cerita perjalanan saya selama 3 bulan ini. Check this out! Pantai gesing   Nah kali ini saya akan sedikit cerita tentang pantai Gesing dan pantai Nguluran teras kaca yang sempat ngehit sampai sekarang bagi ganis (gadis instagram) di Yogyakarta. Setelah berkutat dengan kerjaan kantor dan barusan pulang dari Sumatera (wah edisi ini nanti ada cerita tersendiri ya) saya dan dua sahabat saya memutuskan secara mendadak untuk trip sehari di Gunung Kidul. Kita memilih di pantai yang dekat dengan Panggang karena jalannya lebih sepi tentunya tidak macet. Bagi warga Jogja yang sudah sering ke Gunung Kidul melewati Jalan Wonosari pasti tahu lah ya gimana rasanya weekend ke Gunung Kidul lewat Jalan Wonosari. Hehehe Kami dari Bantul berangkat pukul 09.00 menuju pantai Nguluran atau yang disebut pantai Teras Kac...

Aku bangga punya mama yang hebat.mama is best of the best :)

Hujan turun membasahi bumi. Percikan air terdengar di telingaku. Sang mentari nampak tak bergairah tuk muncul menerangi kehidupan pagi hari. Ku melangkah dengan tegar mengawali cakrawala kehidupan. Pagi itu sangat lamban, sangat terasa mengantuk dan malas. Namun kata mama kita harus melawan rasa malas yang menempel pada tubuh kita ini. Kita harus membuang jauh-jauh rasa malas itu. Karena rasa malas bagaikan sesuatu yang dapat menghancurkan semua harapan dan impian. Tetapi aku menghiraukannya. Walaupun mama memang benar tetapi aku memilih untuk tetap di kamar pada pagi itu. Darah terus mengalir, detak jantung terus melantun, nadi terus berdenyut, langkah terus berpadu dalam warna-warna kehidupan. Mama setiap hari menasehatiku tentang semua hal ini dan itu. Mama bilang kalau kita bertindak harus berfikir dua kali. Padahal aku selalu berfikir sebelum bertindak. Tetapi yang kurasakan aku tetap salah. Sampai-sampai aku berfikir bahwa ini sungguh tidak adil. Aku kadang merasa benci sam...